KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 9, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 AGUSTUS 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 AGUSTUS 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 61 )

Subtema: SALING MENGASIHI SUPAYA JANGAN SALING MENDUSTAI

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera. Bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat Live Streaming Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita semua, dan firman itu sekaligus membawa kita rendah di kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Dia, sampai akhirnya benar-benar tingkat rohani kita betul-betul sudah berada pada puncaknya, yaitu doa penyembahan. Berarti tunduk dan takluk kepada kehendak Allah, tidak lagi takluk dan tunduk  kepada keinginan sendiri, supaya di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.
Itulah puncak rohani, berada dalam doa penyembahan, berarti takluk dan tunduk kepada kehendak Allah, tidak takluk dan tunduk kepada kehendak diri sendiri. Demikianlah kiranya sampai akhirnya ada suatu persekutuan yang indah, itulah nikah suci, sampai kita betul-betul menghormati nikah suci itu. Hubungan intim dengan Tuhan tidak terganggu, itu adalah nikah suci dengan Tuhan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Kalimat yang harus kita perhatikan di sini adalah: “Jangan lagi kamu saling mendustai.
Berarti, antara satu dengan yang lain jangan saling mendustai, tetapi mari kita berkata jujur, supaya kita jangan menyakiti hati Tuhan dan supaya kita jangan menyakiti hati sesama dengan perkataan dusta itu.
Perkataan dusta menyakiti hati Tuhan dan menyakiti hati sesama.

Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Satu dari tiga tabiat Iblis atau Setan yang paling mendasar ialah dusta.
Iblis atau Setan adalah bapa pendusta, maka kalau seseorang berkata dusta, tanpa disadari ia telah menunjukkan dirinya sebagai anak Iblis atau Setan, itu sebabnya orang yang berkata dusta menyakiti hati Tuhan dan menyakiti hati sesama.

Matius 5: 34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Jangan kita bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi apapun untuk meyakinkan orang lain, tetapi jika ya, hendaklah katakan: ya, jika tidak, hendaklah katakan: tidak, dengan lain kata: ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat, itulah Iblis atau Setan. Karena Setan adalah bapa pendusta, berarti orang yag berdusta adalah anak Setan.

Contoh bila seseorang masih dikuasai oleh roh dusta.
1 Yohanes 4: 20
(4:20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Jika seorang berkata: “Aku mengasihi Allah”, tetapi ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta.
Mengapa saya katakan orang semacam ini pendusta? “ … karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Yang kelihatan saja tidak ia kasihi, bagaimana mungkin ia mengasihi Allah yang tidak kelihatan itu? Inilah dasar saya mengatakan bahwa seseorang berkata mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya, dia adalah pendusta. Orang yang semacam ini suka menyakiti hati Tuhan dan suka menyakiti hati sesama.
Berapa banyak kita menyakiti hati Tuhan? Berapa banyak kita menyakiti hati isteri, menyakiti hati suami, menyakiti hati anak, menyakiti hati orang tua, menyakiti hati sesama yang lain?

1 Yohanes 4: 21
(4:21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

“Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Perintah ini kita terima dari Dia; barangsiapa mengasihi Allah, dia wajib mengasihi sesama, supaya dia jangan menjadi pendusta. Perintah ini harus kita terima dengan mutlak, sebab perintah ini berasal dari Allah, supaya kita jangan menjadi pendusta.

Kata “perintah”, berarti harus dilaksanakan oleh semua orang yang mendengar.
Tujuannya: supaya ternyata kita tidak berdusta di hadapan Allah.

Yohanes 8: 37-42
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. (8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (8:39) Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. (8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. (8:41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." (8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Orang-orang Yahudi mengaku dan berkata:
-       Bapa kami ialah Abraham.
-       Kemudian berkata lagi: “Kami tidak dilahirkan dari zinah.
-       Selanjutnya mereka berkata: “Bapa kami satu, yaitu Allah.
Pengakuan orang-orang Yahudi ini menunjukkan bahwa mereka itu seolah-olah memiliki iman dari Abraham dan seolah-olah mereka hidup dari kasih Allah Bapa, tetapi kenyataannya mereka berusaha untuk membunuh Yesus.
Kalau mereka memang hidup dengan memiliki iman Abraham, mereka tidak akan berusaha untuk membunuh, sebab Abraham tidak melakukan hal itu. Dan kalau mereka memang memiliki kasih dari Allah Bapa, mereka tidak akan berusaha membunuh, karena kasih itu mengampuni kesalahan.

Kesimpulannya; orang-orang Yahudi adalah pendusta, dan mereka itu adalah keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah.
Mengaku anak Abraham, seolah-olah memiliki iman dari Abraham dan mengaku anak Allah Bapa, seolah-olah memiliki kasih dari Allah Bapa, namun ternyata mereka adalah pendusta, karena mereka berusaha untuk  membunuh Yesus.

Maka sekarang kita membaca lagi Yohanes 8: 44
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Oleh sebab itu, Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.
Apa yang dimaksud “keinginan-keinginan bapamu”? Iblis atau Setan adalah pembunuh dari sejak semula, yaitu sejak di taman Getsemani, di mana Iblis berusaha membunuh Adam dan Hawa dengan segala kata-kata dusta dan kelicikannya.

1 Yohanes 3: 14-15
(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. (3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Ada dua hal yang perlu kita ketahui:
1.     Barangsiapa tidak mengasihi sesamanya, ia tetap di dalam maut (binasa).
2.     Setiap orang yang membenci sesamanya adalah seorang pembunuh, sedangkan seorang pembunuh tidak memiliki hidup yang kekal, berarti maut (binasa).

Sekarang pertanyaannya: Mengapa orang-orang Yahudi tetap dikuasai oleh roh dusta atau menjadi pendusta?
Jawabnya: karena mereka menolak perintah Allah, yaitu untuk saling mengasihi.

Mari kita lihat sebagai pembuktiannya.
Yohanes 8: 37, 43
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. (8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.

Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus karena firman Allah tidak beroleh tempat di dalam hati mereka. Inilah bukti bahwa orang-orang Yahudi menolak perintah Allah, yaitu untuk saling mengasihi.

Yohanes 8: 47
(8:47) Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."

Jadi, orang-orang Yahudi tidak mendengar firman Allah, alasannya karena mereka tidak berasal dari Allah, itu sebabnya Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu.
Andaikata mereka betul-betul Anak Allah sesuai dengan pengakuan mereka: “Bapa kami satu, yaitu Allah”, maka mereka akan mendengarkan perintah Allah dari sejak semula, yaitu untuk saling mengasihi.
Tetapi kenyataannya, pada ayat 47, orang Yahudi tidak mendengarkan firman Allah, karena memang pada dasarnya mereka tidak berasal dari Allah, mereka bukan anak-anak Allah, melainkan anak Setan.
Kalau dia anak Setan, pasti dia mendengar bapanya, yaitu Setan. Kalau dia Anak Allah, pasti mendengar Bapanya, yaitu perintah dari Allah Bapa untuk saling mengasihi.

Yohanes 8: 38, 40
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.

Akibat tidak mendengar firman Allah adalah orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus, berarti melakukan seperti apa yang mereka dengar dari Iblis atau Setan.
Anak Setan harus mendengar bapanya, yaitu Setan. Anak Allah harus mendengar perkataan Allah sebagai Bapa, yaitu untuk saling mengasihi. Tidak mungkin anak Setan mendengarkan perkataan Allah Bapa, dan tidak mungkin Anak Allah mendengarkan perkataan Setan.
Barulah kita menyadari diri sekarang; mana yang disebut anak Setan, mana yang disebut Anak Allah. Dengan kita mendapatkan pengertian dari Sorga, barulah kita merasa malu. Kalau hati nurani saudara tidak malu, ini perlu dipertanyakan. Hidup dalam dusta (membunuh), tidak mengasihi, tetapi tidak merasa malu (muka tebal) = tidak waras. 

Kalau seseorang berkata mengasihi Tuhan, tetapi hatinya tersirat dengan yang jahat dan yang najis, itu adalah dusta. Jangan kita menyucikan diri dan membenarkan diri sambil menangis, namun hati tersirat kepada yang jahat dan yang najis, itu dusta, menyakiti hati Tuhan dan hati sesama.
Dan apabila seseorang hidup di dalam dusta tidak memiliki hidup yang kekal (binasa). Barangsiapa mau terlepas dari kebinasaan, jangan saling mendustai lagi: ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari pada itu anak Setan.
Oleh sebab itu, supaya kita jangan saling mendustai satu dengan yang lain, dan supaya kita tidak saling menyakiti hati sesama dan tidak menyakiti hati Tuhan, mari kita lihat jalan keluarnya.

Jalan keluarnya.
1 Yohanes 3: 11
(3:11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;

Berita yang kita dengar dari mulanya, yaitu: “Bahwa kita harus saling mengasihi”, inilah perintah Allah dari semula.

Mari kita sesuaikan dengan kisah dari injil Yohanes 8.
Yohanes 8: 38, 40
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.

Yesus berkata kepada orang Yahudi:
-       Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan.
-       Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah

Jadi Yesus, Anak Allah, melakukan segala sesuatu bukan atas dasar kehendak-Nya, tetapi melakukan segala sesuatu atas dasar apa yang Dia lihat dan atas dasar apa yang Dia dengar dari Allah yang mengutus-Nya ke bumi.
Inilah perintah yang harus kita dengar dari semula, dan Yesus sudah melakukannya. Yesus disalib bukan kehendak-Nya, itu adalah kehendak Allah Bapa.
Mengapa Yesus, Anak Allah disalib? Karena Dia melakukan sesuai dengan apa yang Dia lihat dan sesuai dengan apa yang Dia dengar dari Bapa. Jadi Yesus adalah Anak Allah 100%.

Ayo, belajar untuk melakukan sesuatu hal sesuai dengan apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari Allah. Jangan suka mendahului supaya tidak terjadi banyak kesalahan, juga supaya tidak menjadi pendusta yang menyakiti Tuhan dan sesama.
Jangan juga kita merasa sudah mengerti lebih dahulu. Dengar sekalipun sudah mengerti. Lihat sekalipun sudah tahu. Itu yang terpenting, itu tanda bahwa kita adalah Anak Allah. Melakukan tanpa mendengar, bekerja tanpa melihat, itu namanya sok tahu, merasa lebih hebat, sehingga kesalahan tidak terhindarkan, yang sifatnya menyakiti hati Tuhan dan sesama.

Yohanes 8: 42
(8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Apa yang Yesus lakukan bukan atas kehendak-Nya sendiri, Yesus datang ke dalam dunia ini untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa, sebab Yesus, Anak Allah melihat dan mendengar dari Allah Bapa.

Anak-anak Tuhan secara rohani, yaitu sidang jemaat yang telah dilahirkan lewat pengalaman kematian dan kebangkitan (baptisan), belajarlah melakukan sesuai dengan apa yang kita dengar dan kita lihat dari Bapa, supaya ternyata kita jangan menjadi pendusta dan tidak salah di hadapan Tuhan dan sesama.
Apalagi seorang imam, pelayan Tuhan, marilah kita melakukan karena kehendak Bapa, supaya kita jangan menjadi pendusta, supaya kita jangan saling menyakiti hati Tuhan dan menyakiti hati sesama.
Inilah yang benar, dari sinilah kita mengetahui bahwa Yesus betul-betul Anak Allah, dan dari firman inilah kita mengetahui apakah kita Anak Allah atau anak Setan?

Sekarang kita akan memeriksa tentang melihat dan tentang mendengar.
Tentang: MELIHAT.
1 Yohanes 4: 19
(4:19) Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”, kalau kita melakukan hal ini, sama dengan melihat untuk selanjutnya melakukannya.

Tentang: MENDENGAR.
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus meminum cawan Allah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, sehingga dengan demikian kehendak Allah jadi.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung (meminum cawan Allah), itulah kehendak Allah. Dan kalau kita melakukan ini, sama dengan mendengar Allah Bapa (dengar-dengaran).
Oleh sebab itu, saat Yesus mendengar kehendak Bapa, Yesus berkata: “Ya Bapa”, tidak ada kata tidak, tidak ada penolakan. Dia tidak menolak apa yang Dia dengar = dengar-dengaran.

Supaya kita jangan saling mendustai, mari kita melakukan sesuai dengan apa yang kita lihat dan sesuai dengan apa yang kita dengar dari Dia.
Yesus betul-betul Anak Allah, dan Dia tidak menolak perintah Allah Bapa. Jadi itu bukan perintah baru, itu sudah perintah lama yang harus kita kerjakan untuk saling mengasihi. Jangan saling mendustai lagi di antara kita. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment