KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 23, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 SEPTEMBER 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 SEPTEMBER 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 167)

Subtema: RAHASIA TERBESAR ADALAH MEGA PROYEK ALLAH.

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, karena Tuhan berkemurahan bagi kita.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, pemuda remaja, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun kita berada, kiranya Tuhan memberkati kita.

Segera kita terima firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dengan segala kerendahan hati, dengan segala kelemahlembutan dari STUDY YUSUF.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang 7 (tujuh) tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernana Manasye.
-       Anak yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, kita akan menyimak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung, yaitu; MANASYE.
Manasye, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita masih memperhatikan tentang; KESUKARAN YUSUF.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam 3 (tiga) fase.
-       Fase yang pertama: Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: Ketika Yusuf berada di dalam penjara (Kejadian 40).

Kita masih berada pada FASE YANG KEDUA, yaitu: Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar.”
Kejadian 39: 4-5
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Rumah dan segala milik Potifar diserahkan kepada kekuasaan Yusuf, sehingga berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Singkatnya: Jika Pengajaran Mempelai dibiarkan turut campur dalam urusan rumah tangga dan nikah, maka firman Allah -- itulah hikmat sorgawi -- yang mengatur semuanya, sehingga berkat Tuhan yang besar ada atas segala milik kita sekaliannya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Pendeknya: Rumah dan ladang Potifar diberkati oleh Tuhan dengan berkat yang luar biasa.
-       Rumah, menunjuk; nikah yang diberkati. Tandanya: ada suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, itulah yang disebut nikah yang suci, dengan lain kata; tubuh dan kepala menjadi satu.
Kesatuan tubuh tidak terganggu oleh hal-hal yang tak suci, tidak terganggu oleh pengaruh-pengaruh yang tidak baik, itu tanda bahwa rumah diberkati. Bukankah kehidupan kita ini adalah bait Allah, tempat Roh Allah berdiam?
-       Ladang, menunjuk; ibadah dan pelayanan yang diberkati. Tandanya: ada sukacita dan sorak-sorai kemenangan, berarti; berkemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh tiga seteru, itulah;
Ø  Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan.

Ø  Daging dengan segala hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
Ø  Iblis Setan, yakni demonstrasi dari pada roh-roh jahat dan roh-roh najis.

Dengan kemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh tiga seteru ini; ada sukacita, ada sorak-sorai kemenangan bagi kehidupan muda remaja.

Yusuf adalah gambaran dari firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, inilah yang harus dipikul oleh para imam dan yang harus diikuti oleh gereja Tuhan -- termasuk kehidupan muda remaja -- bagaikan Tabut Perjanjian yang dipikul para imam, yang memang suku Lewi, sehingga gereja Tuhan -- termasuk pemuda remaja -- yang mengikuti Tabut Tuhan diberkati oleh Tuhan dengan berkat yang luar biasa.

Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian:
1. PETI dari tabut, menunjuk; gereja Tuhan atau mempelai wanita Tuhan.
2. TUTUP GRAFIRAT dengan dua kerub di atasnya, menunjuk; Allah Trinitas, yakni Tuhan Yesus Kristus.
-     Tutup grafirat, menunjuk; Yesus, Anak Allah.
-     Kerub (pertama), menunjuk; Allah Bapa.
-     Kerub (kedua), menunjuk; Allah Roh-El Kudus.

Sekarang, kita memperhatikan 2 Samuel.
2 Samuel 6: 2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.

Arti rohani dari Tabut Perjanjian ialah:
1.     Takhta Allah atau hadirat Allah.
2.     Hubungan nikah.

Mari kita lihat PERINCIAN ARTI ROHANI TABUT PERJANJIAN.
-       Takhta Allah, menunjuk; ibadah dan pelayanan, sebab Allah bertakhta di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang kita usahakan ini. Dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama Tuhan, di tengah-tengahnya Tuhan ada, berarti; ibadah dan pelayanan ini adalah takhta Allah, hadirat Allah.
-       Hubungan nikah, berarti; hubungan antara Kristus, sebagai Mempelai Pria, dengan gereja Tuhan, sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.

Kesimpulannya: Memikul Tabut Perjanjian sama artinya memperhatikan dua rahasia besar, yakni:
1.     Ibadah dan pelayanan.
2.     Hubungan nikah.
Kedua-duanya merupakan rahasia besar yang memang harus dipikul oleh para imam dan yang memang harus diikuti oleh gereja Tuhan termasuk pemuda remaja di hari-hari terakhir ini.

Tentang: RAHASIA IBADAH.
1 Timotius 3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

Lewat ibadah pelayanan yang sedang kita usahakan sekarang ini, kita mendapat pengertian tentang tiga hal yang telah dialami oleh Yesus Kristus, yaitu;
1.     pengalaman Yesus dalam tanda kematian,
2.     pengalaman Yesus dalam tanda kebangkitan,
3.     pengalaman Yesus dalam tanda kemuliaan-Nya.
Itulah sebabnya Rasul Paulus menuliskan kepada Timotius, bahwa: “agunglah rahasia ibadah kita
Tanpa ibadah dan pelayanan, kita tidak akan pernah mengenal dan mengerti pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.

Sebab itu; mari kita memperhatikan, menghargai ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini, kita junjung tinggi lebih dari segalanya. Maka saya berani mengatakan: Kalau kehidupan pemuda remaja, kehidupan orang Kristen tidak beribadah, tidak tergembala; tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Karena apabila seseorang tidak mengerti tentang pengalaman kematian, tidak mengerti tentang pengalaman kebangkitan, dan tidak akan dipermuliakan di dalam Kerajaan Sorga.
Ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini harus kita alami, termasuk Ibadah Pemuda Remaja malam ini. Jangan pengertian kita menjadi tumpul oleh karena ilah zaman. Jangan pikiran kita menjadi picik oleh karena situasi kondisi lingkungan yang mungkin tidak mendukung kita dalam hal beribadah dan melayani Tuhan.

Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi tiga bagian.
BAGIAN PERTAMA: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia”
Kalimat ini berbicara tentang pengalaman Yesus di dalam tanda kematian-Nya.

Mari kita lihat; PEMBUKTIANNYA.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, sama dengan; setia.

Pendeknya: Pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya membawa kehidupan muda remaja menjadi suatu kehidupan yang setia.
Berarti, kalau kehidupan muda remaja tidak mengenal pengalaman Yesus di dalam tanda kematian-Nya, maka ia tidak akan pernah menjadi suatu kehidupan yang setia di hadapan Tuhan.

Maka, patutlah kita bersyukur kepada Tuhan; Lewat ibadah yang Tuhan percayakan, termasuk Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini, kita boleh mengenal pribadi Yesus, kita boleh mengerti pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya.
Dan oleh karena pengalaman kematian Yesus ini, kita boleh dibawa menjadi suatu kehidupan muda remaja yang setia kepada Tuhan, berarti; tanpa kematian Yesus, kehidupan muda remaja tidak akan mungkin setia. Sekalipun dia mempunyai pengetahuan yang luar biasa, pendidikan yang tinggi, bahkan memiliki pengertian pengetahuan tentang alam semesta, itu semua tidak akan cukup membawa dia untuk menjadi suatu kehidupan yang setia dihadapan Tuhan.

Wahyu 1: 4-5
(1:4) Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, (1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --

Yesus Kristus adalah Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati.
Jelas sekali; kehidupan muda remaja akan menjadi suatu kehidupan yang setia kalau ia mengerti dan mengenal pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya.
Sebab pada ayat 4; Yesus, Anak Allah, dinyatakan sebagai pribadi yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.

Lebih jauh kita melihat, memeriksa hal ini pada ayat 8.
Wahyu 1: 8
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Yesus Kristus berkata: “Aku adalah Alfa dan Omega”, kemudian dilanjutkan dengan kalimat: “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang

Lebih rinci kita memperhatikan pribadi Yesus sebagai “Alfa dan Omega”, juga sebagai “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”, dalam ayat 17-18.
Wahyu 1: 17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Yesus kembali menyatakan diri-Nya sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir”.
-       Yang Awal, sama dengan; ALFA.
-       Yang Akhir, sama dengan; OMEGA.

Kemudian dilanjutkan dengan “Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup”.
-       Yang Hidup, sama dengan; yang ada.
-       Telah mati, sama dengan; yang sudah ada.
-       Hidup, sama dengan; yang akan datang.

Kalau kita cermati dengan teliti: Dari Alfa sampai dengan Omega, atau dari awal sampai dengan akhir, jembatannya adalah YESUS MATI DI ATAS KAYU SALIB.
Jadi betul sekali, bahwa; pengalaman kematian ini membawa kehidupan muda remaja menjadi suatu kehidupan yang setia, itu tidak bisa dipungkiri. Maka, kalau kehidupan muda remaja menolak pengertian tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya, tanpa sadar dia sudah menunjukkan jati dirinya sebagai kehidupan yang tidak setia.
Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.

Dalam Ibadah Doa Penyembahan, 24 September 2019, dengan jelas Tuhan mengajari kita untuk tidak bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan, tetapi masih saja ada yang bertolak-tolakan dengan penggembalaan ini, karena masih ada yang membawa hatinya masing-masing, bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan dalam rangka penyelamatan umat-Nya. Sangat mengerikan sebetulnya.
Tetapi saya tidak berhenti untuk terus berdoa, baik yang kecil besar, tua muda, supaya jangan bertolak-tolakan. Karena kalau hanya menangis saat dengar firman, itu hanya sebatas terharu seperti Orpa, tidak mau berpaut dengan firman, tidak mau sejalan dengan firman, tidak mau melangkah bersama dengan firman, itu tidak ada artinya.
Seringkali kita terharu, tetapi akhirnya lupa dengan firman, karena terbawa emosi, terbawa pikiran, terbawa perasaan, terbawa situasi oleh karena harga diri, belum bisa membuktikan diri sebagai pribadi yang setia, mengapa? Karena belum masuk dalam pengalaman kematian yang benar. Hanya mengerti, tetapi belum praktek.
Jangan habiskan waktu dengan sia-sia, sementara kita sudah mengerti tentang pengalaman kematian Yesus ini.

Dampak positif menjadi Saksi yang setia: “Yesus, Anak Allah, memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
Yesus tampil sebagai Tuhan yang berkemenangan atas maut dan kerajaan maut. Dengan penampilan tersebut, gereja Tuhan memiliki kekuatan yang maksimal, sehingga gereja Tuhan senantiasa berkemenangan atas maut dan kerajaan maut, dengan lain kata; lepas dari penghukuman yang kekal, karena Yesus, Anak Allah, pribadi Yang Setia, memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Kalau kita sadari; sebenarnya kita semua (kehidupan muda remaja), bahkan sidang jemaat GPT “BETANIA”, adalah kehidupan yang mendapat perhatian yang besar dari sorga, berkatnya limpah begitu rupa, kebaikan-Nya dinyatakan begitu rupa, tetapi kadang kebaikan-Nya itu kita abaikan begitu saja.

Wahyu 2: 10
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Di sini juga dijelaskan mengenai jemaat di Smirna, bahwa; untuk menjadi setia, harus sampai masuk dalam pengalaman kematian. Dan oleh karena kesetiaan dari gereja Tuhan (kesetiaan kehidupan muda remaja GPT “BETANIA”), maka akan dikaruniakan mahkota kehidupan.

Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Pelayanan Yesus selama 3.5 (tiga setengah) tahun bukan hanya sebatas mengadakan mujizat, bukan hanya sebatas menyembuhkan yang sakit, bukan hanya sebatas mengusir Setan, dan bukan hanya sebatas berkat-berkat semata, tetapi akhir dari pelayanan Yesus adalah sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, berarti; setia.

Sekali lagi saya tandaskan: Kita patut bersyukur, lewat Ibadah Pemuda Remaja ini, Tuhan memperkenalkan kepada kita tentang pengalaman Yesus dalam tanda kematian-Nya, sehingga kita digiring, dibawa menjadi suatu kehidupan muda remaja yang setia. Kehidupan yang setia juga akan menjadi kehidupan yang berkemenangan; lepas dari maut, kerajaan maut dan kuasa maut. Setelah lepas dari kuasa maut, selanjutnya kepadanya diberikan mahkota kehidupan, berarti; hidup kekal dalam kemuliaan yang kekal.

Tuhan memperlihatkan itu semua kepada kita, kurang apa baiknya Tuhan? Coba saudara renungkan. Jangan renungkan dengan pikiran dan perasaan manusia daging -- sehingga semua yang rohani menjadi tidak ada artinya --, tetapi renungkan dengan hati yang tulus dan pikiran yang bijaksana, maka di situ kita bisa merasakan bahwa Tuhan Yesus baik.
Jangan seperti Hawa; selalu terbawa perasaan, sebab itu; bersikaplah seperti laki-laki. Jangan laki-laki tetapi bersifat seperti perempuan, itu perasaan -- hawa nafsu perasaan daging --.

Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi tiga bagian.
BAGIAN KEDUA: “yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat
Ini berbicara tentang pengalaman Yesus dalam tanda kebangkitan-Nya.

1 Korintus 15: 5-8
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Sesudah kebangkitan Yesus Kristus, Ia menampakkan diri-Nya kepada:
1.     Kefas dan kepada kedua belas murid-Nya.
2.     Kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus.
3.     Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
4.     Rasul Paulus.
Jadi, sesudah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada malaikat-malaikat-Nya.

Yang terakhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Anak yang lahir sebelum waktunya, disebutlah; bayi prematur. Kalau dilahirkan dengan sistem prematur, berarti sebetulnya; kakinya belum berdaya, tangannya belum berdaya, seluruh anggota tubuhnya belum berdaya. Namun kepada kehidupan yang tidak berdaya seperti inilah, Tuhan menampakkan diri yaitu: kepada Paulus, lalu diangkat ke tingkat yang ketiga yang disebut Firdaus, dan pada saat itu Tuhan karuniakan kepadanya jabatan rasul.
Maka dengan demikian, Rasul Paulus berkata: “Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya”, sebetulnya tidak layak, tetapi dilayakkan oleh Tuhan. Inilah kuasa kebangkitan itu.

Kita dipanggil dari kegelapan dosa, kemudian dijadikan suatu kerajaan, imam-imam bagi Allah untuk memerintah sebagai raja di bumi, itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa. Orang yang berdosa dipanggil untuk menjadi imamat rajani, yang tidak layak menjadi layak, itu adalah kemurahan, seperti kemurahan yang dialami oleh Rasul Paulus, sehingga digambarkan seperti “kepada anak yang lahir sebelum waktunya”.
Kebangkitan Yesus ini menjadikan kita imamat rajani, melayani sesuai dengan karunia-karunia, melayani sesuai dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan di tengah-tengah pertemuan ibadah, itu adalah kemurahan.

Tetapi terkadang, ada hal yang unik setelah saya amat-amati: Diberikan suatu kedudukan yang tinggi dan istimewa, tetapi kedudukan ini kurang dihargai, sama halnya dengan berada di istana kerajaan, tetapi lebih suka berada di kuburan dan berprofesi menjadi penggali kuburan, bukankah ini hal yang aneh?
Kalau berprofesi sebagai penggali kuburan, maka tidak lama dia akan terkubur sendiri di kuburan itu, dengan kata lain; binasa.

Berusahalah untuk menikmati dan mengerti firman, jangan bermasa bodo, supaya kita mendapatkan balasannya dari Tuhan; diberkati, dipelihara dan yang pasti menjadi kehidupan yang setia, kemudian nanti dipercaya suatu kedudukan yang tinggi dan istimewa. Sejauh mana kita menghargai kemurahan Tuhan, sejauh itulah Tuhan menyatakan kemurahan-Nya, seperti apa yang dialami oleh Rasul Paulus. Tuhan berkemurahan kepada siapa Ia berkemurahan, Tuhan mengeraskan hati-Nya kepada orang yang keras hati.
Dalam beribadah dan melayani, teramat lebih di dalam hal mendengar firman, juga harus menghargai kemurahan supaya Tuhan semakin melimpahkan kasih karunia-Nya.

Kalimat 1 Timotius 3: 16 dibagi menjadi tiga bagian.
BAGIAN KETIGA: “diangkat dalam kemuliaan
Selama 40 (empat puluh) hari di bumi setelah kebangkitan-Nya, akhirnya Yesus dipermuliakan pada saat Dia naik terangkat ke sorga.

Ibrani 1: 3-4
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, (1:4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Sesudah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, selanjutnya Yesus dipermuliakan; Ia naik diangkat ke sorga, duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat. Tetapi, perlu untuk diketahui; di mana Yesus berada, di situ pun kita berada.

Kita bersyukur kepada Tuhan: Oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, kita diijinkan beribadah dan lewat ibadah ini kita boleh mengenal pengalaman Yesus dalam tiga hal, itulah pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Kesimpulannya: Agunglah rahasia ibadah ini.
Jangan sampai kita mengecilkan ibadah, karena Tuhan sendiri yang berkata: “agunglah rahasia ibadah kita”, mulialah rahasia ibadah kita ini. Kalau Tuhan sendiri mengatakan seperti itu, maka kita harus mengakuinya dengan segala kerelaan, harus mengakuinya dengan sesadar-sadarnya, karena itu adalah kemurahan, tidak boleh bermegah, tidak boleh sombong.

Kita kembali membaca 1 Timotius 3.
1 Timotius 3: 16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

Adapun pengalaman Yesus dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya:
-       dibenarkan dalam Roh
Kematian-Nya itu dibenarkan oleh Roh Allah, sebab Roh Allah yang telah membangkitan Yesus dari antara orang mati.
Kita bersyukur, kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, itu adalah tanda bahwa kita berada dalam suasana kebangkitan Yesus Kristus, yang terlebih dahulu diawali dengan kematian yang benar, supaya kebangkitannya tidak palsu, dengan demikian kita melayani Tuhan dalam kesucian dan dalam kebenaran.

-       disaksikan oleh malaikat-malaikat
Pengalaman kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus disaksikan oleh malaikat-malaikat, yaitu; 12 (dua belas) murid – yang adalah 12 (dua belas) rasul --, dan yang terakhir kepada Rasul Paulus.

-       diberitakan oleh malaikat-malaikat kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah
Selanjutnya, pengalaman kematian dan kebangkitan, serta kemuliaan itu, diberitakan oleh malaikat-malaikat itu sendiri, diberitakan oleh 12 (dua belas) rasul itu sendiri kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah bangsa kafir. 

Kemudian, kita perhatikan kalimat: “yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan
Kata “dipercayai” dan “kemuliaan”, menunjukkan bahwa; Yesus adalah TABERNAKEL SEJATI.
Percaya, menunjuk kepada; PINTU GERBANG. Yesus adalah pintu gerbang Kerajaan Sorga. Kalau kita percaya kepada Yesus, itu adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jangan percaya kepada harta, kekayaan, uang, jabatan, dan kedudukan yang tinggi, serta yang lain-lain. Jelas bahwa; Yesus adalah Tabernakel sejati.
Kurang apa baiknya Tuhan itu? Ia menyatakan isi hati-Nya yang paling dalam, memperkenalkan pengalaman-Nya dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Kalau kita boleh mengenal segala sesuatu di dalam dunia ini -- misalanya; kedudukan, jabatan --, itu tidak masalah sejauh itu adalah hal yang positif, tetapi jangan sampai kita percaya bahwa itu adalah pintu gerbang Kerajaan Sorga, tetapi biarlah kita percaya bahwa Yesus benar-benar pintu gerbang sorga.
Kemuliaan, menunjuk kepada; RUANGAN MAHA SUCI, berarti; Yesus adalah Mempelai Pria Sorga, sedangkan gereja Tuhan adalah mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih. Dan oleh karena kasih-Nya yang besar dan tak terbatas inilah yang membawa kita dari kematian oleh karena kehinaan dosa sampai akhirnya mengangkat dan mempermuliakan kita.

Sekali lagi saya sampaikan: Agunglah rahasia ibadah kita, sebab Yesuslah Tabernakel sejati.
Kalau Tuhan menyatakan bahwa: “agunglah rahasia ibadah kita”, maka kita harus terima dengan rela hati, kita harus terima dengan sesadar-sadarnya. Dan kalau Tuhan menyatakan: “agunglah rahasia ibadah kita”, jangan kita kecilkan ibadah dan pelayanan, jangan kita anggap enteng.

Tentang: RAHASIA NIKAH.
Efesus 5: 32
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Hubungan nikah antara Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih.

Sebelum Tuhan dengan dua tangan-Nya yang kuat menarik kita dari dunia ini untuk dibawa mendekat kepada-Nya, dengan kata lain; sebelum mengenal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, mungkin kita sudah mengenal Dia mulai dari Sekolah Minggu, mulai dari Ibadah Remaja, di mana kita diajarkan dan diperkenalkan, bahwa;
-       Tuhan Yesus baik, dan memang itu baik.
-       Tuhan memberkati kehidupan manusia yang percaya kepada-Nya, itu betul, tidak salah.
-       Tuhan punya kuasa untuk mengadakan mujizat, itu juga betul.
Tetapi tidak dikatakan bahwa itu semua (perkara itu) adalah rahasia besar.
Pengertian kita janganlah hanya sebatas “Tuhan Yesus baik” dan “Tuhan Yesus memberkati”, PENGERTIAN KITA HARUS SAMPAI KEKPADA HUBUNGAN NIKAH, sebab hubungan nikah merupakan rahasia terbesar yang kedua, setelah rahasia ibadah.
Kita harus mengetahui, bahwa hubungan gereja Tuhan dengan Kristus adalah hubungan nikah, dimana Yesus Kristus adalah Mempelai Pria Sorga, sedangkan sidang jemaat adalah Mempelai wanita-Nya berdasarakan kasih.

Efesus 5: 31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Supaya rahasia nikah ini nyata, maka laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, demikian juga dengan Yesus, Anak Allah: Dia telah meninggalkan keindahan sorgawi, Dia telah meninggalkan kemuliaan-Nya, Dia melepaskan harga diri-Nya, Dia melepaskan segala sesuatu yang Dia miliki, dan turun ke dunia ini supaya terwujud hubungan nikah rohani, sehingga laki-laki dan perempuan itu tidak lagi menjadi dua tetapi sudah menjadi satu (tubuh dengan kepala adalah satu).
Inilah rencana Tuhan, rencana yang terbesar; tubuh dan kepala menyatu.

Kalau kita boleh mengerti dan mengenal penyatuan tubuh dan kepala, itu karena kita telah menerima rahasia terbesar yang kedua, itulah rahasia nikah.
Betul sekali bahwa; rahasia terbesar yang kedua adalah rahasia nikah, sebab itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Itulah arah ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi, tidak yang lain-lain. Camkanlah itu dengan baik. Pengertian ini janganlah bergeser dari pemikiran kita, tetapi biarlah pengertian ini tertulis bagaikan patam yang melekat pada serban seorang imam besar.

Peristiwa yang sangat heroik sekali, yaitu: manakala Dia meninggalkan sorga-Nya yang begitu indah, Dia tidak mempertahankan harga diri-Nya (melepaskan kemuliaan-Nya), sebab itu; marilah kita pergi kepada Dia, meninggalkan perkemahan, untuk menderita bersama dengan Dia, bagaikan salib yang ditancapkan di bukit Golgota -- bukan di Yerusalem --.

Efesus 4: 9-12
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Ia telah naik, berarti bahwa; Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah untuk memenuhkan segala sesuatu. Turun = Mati, Naik = Bangkit.
“Turun” dan “naik”, menunjuk; pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, tujuannya; untuk memenuhkan segala sesuatu.

Bayangkan, Dia harus korbankan segala-galanya, Dia harus tinggalkan keindahan sorgawi, Dia harus lupakan kemuliaan-Nya untuk memenuhkan segala sesatu, ini adalah suatu peristiwa yang sangat heroik, suatu peristiwa yang sangat mengagumkan, yang sangat membuat kita terpesona dan sungguh luar biasa. Tidak ada perbuatan yang seperti ini, selain Yesus sendiri, Dia harus meninggalkan sorga-Nya yang indah, kemuliaan-Nya dilepaskan, turun ke dunia ini, rela menderita, dan mati di atas kayu salib untuk memenuhkan segala sesuatu.
Jadi, oleh sebab itu bukan kita yang mengasihi Dia, tetapi Dia yang mengasihi kita terlebih dahulu. Jadi, jangan salah mengerti, dan supaya kita mengerti akan hal ini, maka kita tidak akan bermegah dalam segala perkara, dalam segala hal yang kita kerjakan.

untuk memenuhkan segala sesuatu”, yaitu untuk memberikan 5 (lima) jabatan kepada orang-orang kudus, antara lain:
1. Jabatan rasul.
2. Jabatan nabi.
3. Jabatan penginjil.
4. Jabatan gembala.
5. Jabatan guru.
Tuhan sudah memenuhkan segala sesuatu dengan memberikan 5 (lima) jabatan, tujuannya: untuk memperlengkapi orang-orang kudus, yakni bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, dengan lain kata; supaya terwujudnya kesatuan tubuh.

Tubuh itu satu, sekalipun anggota-anggotanya banyak. Anggota yang banyak ini harus dipersatukan; sehingga dua menjadi satu, itulah rahasia nikah, menyatu berdasarkan kasih. Tetapi pekerjaan di dalam hal penyatuan ini tidak semudah apa yang dipikirkan manusia, karena dalam ibadah pelayanan pun belum tentu kita seiring sejalan, seiya sekata, sebab itu; Tuhan meninggalkan sorga-Nya, turun ke bumi dan rela mati untuk memenuhkan segala sesuatu, Ia memberikan 5 (lima) jabatan bagi orang-orang kudus, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.

Pembangunan tubuh Kristus, berarti berbicara tentang kesatuan tubuh. Ini adalah proyek Allah, dan proyek Allah ini adalah suatu proyek yang besar, mega proyek dari antara semua mega proyek yang ada di bumi ini. Ini bukan proyek kecil, bukan proyek biasa, melainkan proyek Allah yang besar, yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan muda remaja tidak cukup hanya mendengar firman yang selalu berbicara diberkati dan diberkati, kehidupan muda remaja tidak cukup hanya dengar firman guyon guyon, kehidupan muda remaja juga harus mengerti proyek Allah, yaitu soal nikah, berarti; berbicara tentang, penyatuan anggota tubuh yang berbeda-beda, dan harus belajar untuk menyatukan diri antara anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain.

Kalau Yesus, yang adalah Mempelai Pria Sorga, telah meninggalkan segala sesuatu, maka ini pun pantas untuk diteladani.
Lihat saja, mengapa ada bertolak-tolakan dalam ibadah pelayanan? Karena masing-masing membawa hatinya, mempertahankan keakuannya. Entah apa keuntungannya keakuan itu dipertahankan, saya tidak mengerti.
Tetapi mulai sekarang, kita belajar untuk mengerti dan mengenal rencana Allah, proyek Allah yang besar ini. Haleluya..

Efesus 4: 13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus itu terjadi sampai kita semua mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sama dengan; sepadan. Inilah yang disebut kedewasaan penuh, inilah pekerjaan pelayanan, inilah pembangunan tubuh.

Allah menciptakan manusia -- Adam --, lalu Tuhan melihat tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Dia lihat bebek, tidak cocok jadi pendamping yang sepadan. Dia lihat ayam, tidak cocok jadi pendamping yang sepadan. Apalagi ular, tidak cocok jadi pendamping yang sepadan.
Sebab itu; Dia harus meninggalkan sorga-Nya, turun ke bumi, mati dan bangkit, memenuhkan segala sesuatu, memperlengkapi orang-orang kudus, memberikan lima jabatan, bagi pekerjaan pelayanan proyek Allah yang besar, bagi pembangunan tubuh Kristus proyek Allah yang besar ini, sampai kita kepada satu titik, yaitu; dewasa rohani, berarti; sepadan dengan Dia.

Binatang tidak pantas berdampingan/menjadi penopang bagi Adam, sebab itu; Adam harus tidur nyenyak, lalu diadakan operasi besar-besaran. Setelah diadakan operasi dengan pedang roh yang tajam menusuk amat dalam, dari situ diambillah satu tulang rusuk. Dari satu tulang rusuk inilah dibangunkanlah seorang perempuan, lalu dibawa kepada Adam, mempelai laki-laki, menjadi suatu hubungan yang sepadan.

Lewat proyek Allah yang besar ini, kehidupan kita dibawa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan, dengan demikian kita harus mengakui nats firman Allah yang mengatakan;  agunglah rahasia nikah ini.
Lewat mega proyek ini, kita dibawa kepada kedewasaan penuh, sama dengan; tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, dengan kata lain; sepadan. Untuk menjadi pasangan Kristus, kualitas rohani mempelai wanita harus sederajat (se-kualitas) dengan kerohanian dari Mempelai Laki-Laki Sorga.
Betul-betul; pesta nikah ini adalah mega proyek Allah. Jangan sampai kita tidak mau tahu. Ajaran ini bukan untuk golongan tertentu, bukan untuk golongan orang tua saja, karena semua berhak masuk dalam pesta nikah Anak Domba...Puji Tuhan..Haleluya..

Efesus 4: 15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Pembangunan itu bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Arah dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah supaya terwujudnya kesatuan tubuh Kristus, pesta nikah Anak Domba, maka pertumbuhan itu harus mengarah kepada Kristus, yang adalah Kepala.

Bagaimana kita menyikapi mega proyek Allah ini; apakah biasa-biasa atau kita antusias?
Kalau kita antusias, belajarlah untuk menghargai rahasia nikah, bijaksanalah mulai dari sekarang, bersikaplah dewasa, seperti kuasa firman yang mendewasakan rohani kita untuk menjadi sepadan, sekualitas, sederajat dalam hal rohani dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Tidak ada yang mustahil.

Kita bertanya: Mungkinkah kita bisa menjadi kehidupan yang rohani? Jawabnya sederhana: Bisa. Semua tergantung penyerahan. Mungkinkah kerohanian kita sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga? Jawabnya; Mungkin.
Tidak ada yang mustahil, tergantung penyerahan kita kepada Tuhan.
Kalau bertahan dengan kehendak sendiri, sudah pasti tidak mungkin. Tetapi kalau menyerah, semuanya mungkin, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Siapa yang masih mengeraskan hati, angkatlah dua tanganmu, minta ampun kepada Tuhan, akui bahwa: “Aku masih belum menyerah dan masih bertahan dengan kehendakku sendiri, masih bertahan dengan keinginanku sendiri. Saya belum mengerti rahasia nikah ini.” Akui dan minta ampunlah kepada Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment