KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 23, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 SEPTEMBER 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 SEPTEMBER 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 66)

Subtema: ULAR BERTOLAK-TOLAKAN DENGAN CARA KERJA ALLAH.

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kebaikan dan kemurahan-Nya, kita boleh diijinkan untuk beribadah dan melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan.
Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara yang satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi sebaliknya; marilah kita menampilkan atau menunjukkan hati kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan dan sesama, dengan cara; berkata jujur, sebab perkataan-perkataan yang keluar dari mulut itu berasal dari dalam hati.
Pendeknya: Dengan berkata jujur, menunjukkan bahwa; seseorang tidak hidup di dalam kepalsuan.

Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang, berarti; hatinya tidak semanis mulutnya, dengan kata lain; di luar dan di dalam tidak sama.

Sebagai contoh;
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Tampak seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.
Adapun wujud dari binatang tersebut: Bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menunjuk kepada; hamba Tuhan atau pelayan Tuhan. Tetapi sayangnya, ketika ia berbicara, persis seperti seekor naga, berarti; penuh dengan perkataan dusta dan kepalsuan.
Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini adalah nabi-nabi palsu.

Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sebetulnya, nabi-nabi palsu itu adalah serigala yang buas, tetapi mereka datang menyamar seperti anak domba bertanduk dua di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya.
Yang pasti, apabila ia berbicara; seperti seekor naga, dalam Perjanjian Lama disebut ular.

Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Adapun ular adalah binatang yang paling cerdik dari semua binatang di darat.
Cerdik tetapi jikalau tidak tulus, sama dengan; licik, maksudnya; apabila ia berkata-kata, perkataannya penuh dengan dusta.

Sebagai bukti: Di sini kita melihat, ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?
Dalam hal ini, ular itu telah berkata dusta kepada perempuan itu, tetapi untuk mengetahui ular itu telah berdusta, maka kita harus bandingkan dengan apa yang dikatakan Tuhan dalam Kejadian 2: 16.

Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Perintah Allah kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
Jadi, sudah sangat jelas, bahwa; perkataan ular kepada perempuan itu (dalam Kejadian 3: 1) adalah perkataan dusta, sebab apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan Allah kepada Adam dan isterinya dilarang oleh ular itu.

Akibat perkataan dusta dari ular.
Kejadian 3:2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

-       Perempuan itu menghilangkan atau mengurangkan kata: “bebas” ... ayat 2.
-       Perempuan itu menambahkan kata: “di tengah-tengah”, juga menambahkan kata: “raba” .... ayat 3.
Dengan mengurangkan dan menambahkan perintah Allah, menunjukkan bahwa; Hawa telah diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya.

Demikian juga di tengah ibadah dan pelayanan: Jika di tengah ibadah pelayanan itu ada sesuatu yang ditambahkan atau dikurangkan, tidak sesuai dengan hukum-hukum Tuhan, menunjukkan bahwa; pelayanan itu sedang disesatkan oleh ajaran Setan.

Setelah kita membaca Kejadian 2:16, kita akan membaca Kejadian 2: 17.
Kejadian 2:17
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Firman Allah selanjutnya kepada Adam dan Hawa: “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Kesimpulannya:
-       Kejadian 2:16 merupakan PERINTAH Allah kepada Adam dan Hawa.
-       Sedangkan Kejadian 2:17 itu merupakan LARANGAN Tuhan kepada Adam dan Hawa, sebab ada kata: “janganlah”, tujuannya; supaya jangan dilanggar.

Tetapi kalau kita perhatikan kalimat larangan pada Kejadian 2:17 ini;
-       tidak ada kata: “di tengah-tengah.
-       dan tidak ada kata: “raba.
Jadi, Hawa sendiri yang meta "anggar.nambahkan perkataan-perkataan atau larangan Tuhan yang tertulis pada Kejadian 2: 17.
Dengan demikian, Hawa telah menambahkan dan mengurangkan firman Allah, sebab ia telah diperdaya oleh ular itu.

Kejadian 3:4
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Setelah mendengarkan pernyataan Hawa, selanjutnya ular berkata kepada Hawa: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.
Di sini kita melihat: Ular memberi perintah kepada Hawa untuk memakan buah pohon yang dilarang oleh Tuhan Allah untuk dimakan, dengan alasan: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.” Ini adalah bukti bahwa ayat firman sudah dipelintir oleh ular itu.

Itulah nabi-nabi palsu, wujudnya seperti seekor anak domba bertanduk dua, tetapi apabila ia berbicara, persis seperti naga, dalam Perjanjian Lama disebut: ular.
Kesimpulannya;
-       Kejadian 2:16 merupakan perintah Allah kepada Adam dan Hawa, tetapi justru itu yang dilarang oleh ular.
-       Kejadian 2:17 merupakan larangan Allah kepada Adam dan Hawa, tetapi justru itu yang diperintahkan oleh ular untuk dilakukan.
Pendeknya: Iblis atau Setan bertolak belakang dengan cara kerja Allah di dalam penyelamatan manusia.

Biar kiranya kita di dalam beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan; seiring dan sejalan, seiya dan sekata, sehati dan sepikir dengan Tuhan. Jangan bertolak-tolakan dengan Tuhan.
Kalau kita bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan, berarti; tanpa sadar ia adalah pengikut Setan (bapa pendusta). Ini harus disadari, dicermati dengan bijak.

2 Korintus 6:11-12
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.

Rasul Paulus berkata dengan tegas kepada jemaat di Korintus: “Hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, maksudnya ialah keberadaan dari sidang jemaat di Korintus ini ada tempat yang luas di hatinya, tetapi sebaliknya; uns di hatinya, tetapi sebaliknya tuk pemberitaan injil hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati jemaat di Korintus ini.
Sebetulnya, Tuhan sangat memperhatikan jemaat di Korintus ini, tetapi cara hidup jemaat di Korintus ini bertolak belakang dengan cara kerja Allah.

Rasul Paulus membuka hati bagi sidang jemaat di Korintus, tetapi sebaliknya jemaat di Korintus menutup pintu hati mereka terhadap pemberitaan firman, menunjukkan bahwa; jemaat di Korintus ini betul-betul bertolak belakang dengan cara kerja Tuhan.
Saya tandaskan kembali: Jangan kita bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan dalam ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan yang Tuhan percayakan ini, sekalipun saudara mempunyai pendidikan yang tinggi, pengetahuan yang tinggi, kedudukan yang tinggi, uang yang banyak, harta yang melimpah.

Lihat lebih jauh lagi, bahwa; JEMAAT DI KORINTUS BERTOLAK-TOLAKAN DENGAN TUHAN.
2 Korintus 6:13-16
(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya! (6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Rasul Paulus berkata: “Supaya timbal balik”, maksudnya; supaya tidak bertolak-tolakan, Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!” Untuk pemberitaan Injil.
Tujuannya ialah supaya jemaat di Korintus ini tidak bertolak belakang dengan cara kerja Allah.

Praktek bertolak belakang dengan cara kerja Allah.
YANG PERTAMA: Kebenaran bertolak belakang dengan kedurhakaan.

Tentang: KEBENARAN.
Kebenaran yang sejati bersumber atau datang dari salib Kristus, tidak datang dari yang lain-lain.

Yohanes 18:37
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Yesus datang dan lahir ke dunia ini untuk menjadi Raja, tujuannya ialah; supaya memberi kesaksian tentang kebenaran.

Kita yang sudah diangkat Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan disebut imamat rajani atau raja-raja dan imam-imam, tujuannya adalah untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran.
Jangan sampai kita melayani Tuhan, jangan sampai kita diangkat sebagai imam-imam dan raja-raja, tetapi dengan tujuan untuk mencari pujian dan hormat, dengan tujuan supaya dilihat oleh orang lain, itu salah kaprah.
Kita diangkat menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah, yang merupakan suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa, dengan satu tujuan; untuk memberi kesaksian tentang kebenaran itu.

Dan selanjutnya kita perhatikan di sini: Setiap orang yang berasal dari kebenaran, ia akan mendengarkan suara Tuhan, berarti; ia tidak mendengarkan suara asing, antara lain;
-       Suara daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
-       Suara Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
-       Dan tidak hanyut oleh arus dunia.
Jadi jelas, kebenaran itu datang dari salib.

Sekarang kita bandingkan dengan: KEDURHAKAAN.
Kedurhakaan, artinya; seseorang yang memberontak kepada kebenaran yang sejati, yaitu salib Kristus.

Praktek bertolak belakang dengan cara kerja Allah.
YANG KEDUA: Terang bertolak belakang dengan gelap.

Tentang: TERANG.
TERANG, artinya; jelas atau nyata.
Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan tidak akan menguasai terang.

Sedangkan GELAP, artinya; tidak terang atau tidak nyata, dengan lain kata; kelam dan suram.
Adapun persamaan dari kata: gelap ialah malam.

1 Tesalonika 5:5-7
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. (5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

Ø  Terang itu jelas dan nyata, sama dengan; siang.
Ø  Sedangkan gelap, sama dengan; malam, tidak bercahaya, tidak nyata.

Pekerjaan di waktu malam:
1.     Tidur”, menunjuk; si pemalas, gambarannya: “Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.” ... Amsal 26: 14
Pendeknya: Zona atau wilayah dari si pemalas ialah hanya di seputar tempat tidur, tidak jauh dari tempat tidur. Orang malas pasti suka tidur. Hal ini dibenarkan dalam Amsal 24: 33, yang mengatakan: "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring", demikianlah si pemalas; dari tidur, kemudian mengantuk, lalu lipat tangan, kemudian berbaring untuk tidur lagi, begitulah sirkulasi di dalam kehidupannya, perputaran dari roda kehidupan rohaninya hanya seperti itu saja.
2.     Mabuk”, menunjuk kepada; orang-orang yang hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Perlu untuk diketahui: Apabila seseorang hidup menurut daging; ia memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak memikirkan hal-hal yang dari roh, yaitu perkara di atas, perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Orang yang hidup dalam hawa nafsu daging, sedikit pun ia tidak akan memikirkan ibadah dan pelayanan, percayalah, sekalipun ia terlihat dalam pelayanan.

Praktek bertolak belakang dengan cara kerja Allah.
YANG KETIGA: Kristus bertolak belakang dengan Belial.

Tentang: KRISTUS.
KRISTUS adalah Kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh ... Efesus 5: 23-24.
Kita patut bersyukur kepada Allah yang telah memberikan Kristus kepada sidang jemaat, sebagai Kepala, untuk menyelamatkan tubuh-Nya. Allah tidak memberikan serigala dan burung yang menjadi Kepala.
Bisa dibayangkan, kalau serigala dan burung yang menjadi kepala atas tubuh, di situ banyak ratap tangis, di situ banyak derita, banyak persoalan yang tidak terselesaikan.

Kehidupan yang diurapi, sama dengan; menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Sebab Kristus, sama dengan; Mesias, sama dengan; Yang diurapi.
Dalam Perjanjian Lama, ada tiga kepala atau pemimpin yang diurapi, antara lain;
1.     Raja.
2.     Imam.
3.     Nabi.

1 Yohanes 2:20
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.

“Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus.”, apa buktinya? Berada di tempat kudus, tidak keluar dari tempat kudus, supaya jangan melanggar kekudusan tempat kudus Allahnya, tidak jatuh dalam dosa kejahatan, tidak jatuh dalam dosa kenajisan.

Kalau seseorang hidup dalam pengurapan, mari kita perhatikan ayat 27.
1 Yohanes 2:27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Kalau Kristus yang menjadi Kepala atas kehidupan seseorang (kalau seseorang diurapi oleh Roh Tuhan), maka dia tidak perlu diajar oleh orang lain, dia tahu untuk mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan, tentu sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus yang dipercayakan oleh Tuhan.
Kalau dia seorang imam yang dipercayakan bertugas dalam satu bidang, maka bidang itu akan dia berikan pertanggungjawaban sepenuhnya, tidak perlu diajar, dia langsung sigap, dia langsung cekatan untuk menyukakan Kristus, yang adalah Kepala.
Kita harus menyadari: Apakah kita sudah menempatkan Kristus, sebagai Kepala, atau belum? Kita ini sudah berada dalam pengurapan penuh atau belum?

Kemudian, kalau seseorang hidup dalam pengurapan, maka pengurapan itu akan mengajar dia tentang segala sesuatu dan pengajarannya itu benar, tidak dusta.

Sekarang tentang: BELIAL.
Belial adalah salah satu julukan atau gelar atau nama yang diberikan kepada Iblis atau Setan. Atau saya balik: Ada banyak sebutan atau gelar atau julukan untuk Setan, salah satunya adalah Belial.
Misalnya: Karena anak-anak imam Eli -- yang adalah imam-imam (pelayan Tuhan) -- hidup dalam ketidakbenaran, tidak menghargai korban Kristus, kemudian tidur dengan perempuan-perempuan di depan pintu kemah, dengan lain kata; hidup dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan, maka disebutlah anak-anak imam Eli adalah orang-orang dursila, sesuai dengan 1 Samuel 2: 12.

Jadi, jelas: Sangat kontras sekali antara Kristus dengan Belial, keduanya bertolak belakang.

Praktek bertolak belakang dengan cara kerja Allah.
YANG KEEMPAT: Orang-orang percaya bertolak belakang dengan orang-orang yang tidak percaya.

Kita lihat dulu; ORANG-ORANG YANG PERCAYA, contohnya adalah “Abraham.”
Roma 5:20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan, justru ia diperkuat oleh imannya.
Ini adalah gambaran  dari orang-orang yang percaya; dia percaya terhadap janji Tuhan.

Tuhan memberi janji kepada Abraham untuk menjadi bapa banyak bangsa, dan janji itu diberikan kepada Abraham, bukan pada saat Abraham sudah bersunat, tetapi sebelum bersunat.
Berarti, dari sini kita bisa menyadari: Orang-orang yang percaya itu bukan saja hanya orang Yahudi, tetapi bangsa kafir (di luar Israel) juga bisa menjadi orang-orang yang percaya.

Kita perhatikan 1 Petrus 2.
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

Siapa yang percaya kepada salib Kristus, tidak dipermalukan, sebab siapa yang percaya kepada salib Kristus, ia diberkati oleh Tuhan, dipelihara, dilindungi, dibela oleh Tuhan.
Contoh: Kalau rumah dibangun di atas batu penjuru, batu yang mahal, sekalipun menghadapi tiga jenis ujian (Matius 7:24-25), antara lain;
1. “Turunlah hujan”, itulah ujian dari atas, yang merupakan; tipu daya dari Iblis Setan.
2. “Datanglah banjir”, itu merupakan dosa kenajisan.
3.  “Angin melanda”, itulah angin-angin pengajaran palsu.
Tetapi rumah itu tidak rubuh karena rumah itu didirikan di atas batu penjuru yang mahal (korban Kristus).
Sebab itu, betul bahwa: Siapa yang percaya kepada batu penjuru; ia tidak dipermalukan, melainkan diberkati, dipelihara, dilindungi sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.

Sekarang bandingkan dengan: ORANG-ORANG YANG TIDAK PERCAYA.
1 Petrus 2:7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Orang-orang yang tidak percaya; tidak menghargai korban Kristus, seperti ahli-ahli bangunan yang membuang batu itu.
Ahli-ahli bangunan, menunjuk; “ahli-ahli Taurat, imam-imam kepala, dan tua-tua dari orang-orang Yahudi”, mereka inilah yang menyalibkan Yesus (membuang batu yang mahal itu), dengan lain kata; tidak menghargai korban Kristus.
Sekalipun berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi orang-orang yang tidak percaya tidak akan mau memikul salibnya.
Mengapa seseorang tidak mau memikul salib, padahal sudah menerima julukan (predikat/gelar) sebagai imam, sebagai pelayan? Karena dia adalah bagian dari orang-orang yang tidak percaya.

Kalau tidak mau memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, disebutlah ia bagian dari orang-orang yang tidak percaya.
Maka seorang imam tidak boleh terpaksa untuk melayani pekerjaan Tuhan (memikul salib), bahkan menggunakan alasan: “capek” karena ini dan itu, “capek” habis ini dan itu. Sesungguhnya orang yang demikian adalah bagian dari orang-orang yang tidak percaya, dan orang seperti ini tersandung dengan salib, tersandung dengan pelayanan, ia mudah sekali tersandung dan akhirnya menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Belajarlah untuk mengerti firman, berarti; mau menjadi dewasa, yaitu orang-orang yang percaya, bukan orang-orang yang tidak percaya.

Praktek bertolak belakang dengan cara kerja Allah.
YANG KELIMA: Bait Allah bertolak belakang dengan berhala.

Kita lihat dimulai dari: BAIT ALLAH.
1 Korintus 3:16
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Kehidupan dari umat manusia itu sendiri adalah Bait Allah, dan fungsi dari Bait Allah adalah tempat Roh Allah berdiam.
Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia, sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

2 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Bait Allah, itulah kehidupan manusia, yang fungsinya sebagai tempat Roh Allah berdiam.
Kemudian di sini juga dijelaskan: Bait Allah adalah tempat Roh Allah berdiam, dan kalau Bait Allah adalah tempat Roh Allah berdiam, maka menjadi Bait Allah yang hidup, sebab oleh karena Roh itu kita terus memuliakan Tuhan.
Kalau tidak ada Roh Allah, berarti menjadi bait Allah yang mati, tetapi oleh karena Roh itu; tubuh ini, hidup ini memuliakan Tuhan, dengan lain kata; menjadi bait Allah yang hidup, ada aktivitas, ada aksi dan akselerasi.

Kita tidak mampu melakukan perkara kecil sekalipun, kalau Roh Allah tidak ada diam di dalam kita. Tetapi kalau Roh Allah diam di dalam kita, maka kita akan memuliakan Tuhan oleh Roh itu, sekalipun susah, sekalipun sakit, sekalipun betul-betul berada dalam pergumulan yang berat, tetapi kalau Roh itu berkobar-kobar, apapun bisa kita kerjakan, seperti Zerubabel berkata: Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata.
Kalau Roh Allah tidak berkobar-kobar, pekerjaan sekecil apapun tidak akan sanggup dia lakukan, bahkan pekerjaan itu menjadi sandungan, dia tersandung dengan pekerjaan kecil.

Kemudian, kita bandingkan dengan: BERHALA.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya;
1.     Meninggalkan Tuhan atau meninggalkan ibadah pelayanan karena pekerjaan, karena menuntut ilmu (pendidikan), karena usaha, karena kedudukan jabatan, atau karena uang, atau karena kesibukan-kesibukan di atas muka bumi ini. Kalau itu yang menjadi prioritas utama, itu disebut berhala.
2.     Kebenaran diri sendiri.
3.     Kekerasan hati. Sekalipun seseorang tidak mendirikan arca, terafim atau patung, tetapi kalau ia mengeraskan hati, itu adalah penyembahan berhala.

Sekarang timbul pertanyaan bagi kita: APAKAH HUBUNGAN BERHALA DENGAN BAIT ALLAH?
Dengan tandas saya menjawab: Tidak ada.
Yang benar adalah hubungan antara Kristus dengan jemaat (Bait Allah) disebut dengan hubungan nikah, sesuai dengan Efesus 5:32. Dengan lain kata; Bait Allah itu terikat dengan Kristus, yang adalah Kepala, berarti; tidak terikat dengan berhala, tidak terikat dengan perkara lahiriah di bumi ini, tidak terikat degan segala yang ada di bumi ini, sebab tidak ada hubungan antara berhala dengan Bait Allah.
Berbicara nikah, berarti berbicara tentang kesatuan. Suami dengan isteri yang sudah satu, tidak boleh dipisahkan oleh apapun, kecuali maut yang memisahkan, berarti;
-       Tidak boleh dipisahkan oleh kejahatan dan kenajisan.
-       Tidak boleh dipisahkan oleh daging dengan keinginannya.
-       Tidak boleh dipisahkan oleh situasi kondisi apapun yang berasal dari dunia ini.

Kemudian, dalam 2 Korintus 6:15 dikatakan: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Kalimat ini menjelaskan kepada kita, bahwa; ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini arahnya adalah pesta nikah Anak Domba, sebab sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba, menjadi mempelai Tuhan, itulah yang digambarkan dengan “Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan, yang berdandan untuk suaminya.”

Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan tidak berhenti untuk terus memberkati kita lewat banyak pengertian yang sudah Tuhan berikan kepada kita, dan kita mengucap syukur, kita hargai, tidak diabaikan begitu saja.
Sebab itu; jangan lagi kita saling mendustai antara seorang demi seorang, tetapi mari kita menampilkan, (menunjukkan) hati kita kepada Tuhan, dan kepada sesama dengan cara berkata jujur, sebab semua perkataan yang keluar dari mulut berasal dari hati.
Jangan sampai kita bermulut manis tetapi hati bercabang, sama seperti seekor binatang yang keluar dari dalam bumi, di mana wujudnya seperti seekor domba yang bertanduk dua, tetapi kalau berbicara seperti seekor naga, penuh dengan kepalsuan.

Dan dusta itu sudah kita lihat dalam kitab Kejadian, bahwa; dari awal saja Iblis (ular) sudah menjadi pendusta, sebab ia adalah bapa pendusta yang memutarbalik fakta.
-       Apa yang diperintah Tuhan kepada Adam, justru itu yang dilarang oleh bapa pendusta.
-       Apa yang dilarang oleh Tuhan untuk tidak dilakukan Adam, justru itu yang diperintahkan oleh bapa pendusta.
Sehingga Hawa terperdaya oleh kelicikan binatang yang paling cerdik dari antara semua binatang, itulah ular.
Kalau seseorang hanya cerdik, hanya pintar -- seperti ahli bangunan (itulah ahli Taurat, imam-imam kepala, dan tua-tua) -- tetapi tidak tulus, maka akan menghasilkan perkataan dusta, dia pandai memutarbalik fakta.

Dalam 1 Korintus 1:27, Rasul Paulus berkata: “Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.”
Tuhan mencari orang bodoh untuk mempermalukan hikmat dunia. Tuhan mencari yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan orang yang kuat bagi dunia.

Oleh sebab itu, jangan lagi kita saling mendustai seorang demi seorang. Mereka yang kembar saja, tidak bisa disebut satu, tetap disebut seorang demi seorang. Bahkan suami isteri, sekalipun telah menjadi satu, tetap disebut seorang demi seorang.
Jangan kita saling mendustai, mengapa? Supaya kita jangan bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan. Tidak boleh bertolak-tolakan.
Seringkali kita bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan; Tuhan mau efisien, efektif dalam melayani pekerjaan Tuhan, sebab ada aturan-aturan, tetapi terkadang bertolak belakang karena kemalasan seorang imam, pelayan Tuhan.

Tetapi yang pasti: Tuhan melihat apa yang kita kerjakan di atas muka bumi ini. Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai.
-       Menabur sedikit dalam pekerjaan Tuhan, maka akan menuai sedikit, dan Tuhan melihat itu semua.
-       Menabur banyak dalam pekerjaan Tuhan, maka akan menuai banyak juga, dan Tuhan juga melihat itu semua.
Tuhan tidak berlaku curang, Tuhan itu adil. Jangan kita mau coba-coba curang di hadapan Tuhan.
Jadi, kalau masa depan seseorang tidak indah, jangan salahkan Tuhan, jangan salahkan situasi kondisi apalagi penggembalaan ini.

Kita sudah mendapat pengertian, karena Pengajaran Mempelai memberikan pengertian besar dan luas, karena Kerajaan Sorga itu luas, tidak sesempit dan tidak setumpul cara berpikir manusia. Dan suasana sorga itu begitu indah.
Kalau kita mengikuti cara Tuhan bekerja, tentu kita tidak akan bertolak-tolakan dengan cara kerja Tuhan, maka kita dibuat menjadi indah di hadapan Tuhan, cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu.

Malam ini kita akan menikmati keindahan sorgawi, kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment