KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, October 31, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 OKTOBER 2019




IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 24 OKTOBER 2019

KITAB RUT
(Seri: 70)

Subtema: KETENANGAN DARI FIRMAN ALLAH DAN PENGHIBURAN DARI ROH TUHAN SEBAGAI TANDA BELAS KASIHAN TUHAN.

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena kasih dan kemurahan-Nya yang kita boleh alami dan rasakan sebab Tuhan yang memberi kesempatan bagi kita untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.
Mari kita mohon kemurahan Tuhan dengan segala kerendahan hati supaya Tuhan kiranya membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB RUT.
Kita masih memperhatikan Rut 2: 13, namun sebelumnya kita harus mengetahui inti dari Rut pasal 2 ialah:
1.     Rut memungut jelai gandum di ladang Boas (ayat 1-13).
2.     Rut membawa gandum yang berlimpah-limpah (ayat 14-23).

Selanjutnya, mari kita memperhatikan tentang kedua hal di atas.
Tentang: RUT MEMUNGUT JELAI GANDUM DI LADANG BOAS, sama artinya; Rut berada di dalam tahbisan yang benar.
Soal tahbisan itu ditulis dengan jelas dalam Keluaran 29:1-3, bahwasanya; untuk tahbisan imam-imam, Allah menentukan dan menuntut korban-korban persembahan:
Yang Pertama: Tiga macam korban binatang.
1.     Korban lembu jantan muda, menunjuk; korban pendamaian.
Pelayanan pendamaian ini harus kita kerjakan di hadapan Tuhan. Memang, posisi atau kedudukan dari pada imam-imam adalah berada di antara Allah dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan manusia berdosa kepada Allah.
Tujuan pelayanan pendamaian ialah untuk menyucikan, menguduskan dosa-dosa orang lain, tepatnya memperdamaikan orang lain kepada Tuhan. Dan untuk pelayanan pendamaian, Yesus telah rela korbankan diri-Nya.
2.     Korban domba jantan (pertama), menunjuk; penyerahan diri imam-imam kepada Tuhan.
Demikian juga, oleh korban Kristus kita bisa menyerahkan segala kepentingan diri untuk taat kepada-Nya. Penyerahan diri kita kepada Tuhan adalah untuk taat kepada Tuhan.
3.     Korban domba jantan (kedua), menunjuk; korban tahbisan, berarti; kita datang melayani Tuhan di dalam kesucian, di dalam kebenaran. Artinya, tanda-tanda kenajisan itu tidak lagi melekat di dalam diri kita masing-masing.
Yang Kedua: Tiga ketul roti, menunjuk; persekutuan kita dengan Allah Trinitas harus murni. Maksudnya, melayani Tuhan tanpa ragi, yaitu tanda dosa dan tanpa segala kemunafikan.

Tentang: RUT MEMBAWA GANDUM YANG BERLIMPAH-LIMPAH, ini merupakan hasil dari tahbisan yang benar dan murni.
Menabur yang baik akan menuai hasil yang baik pula.

Mazmur 126:5
(126:5) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai sorak-sorai.
Tidak sedikit pergumulan yang kita alami di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Pergumulan karena ekonomi, pergumulan karena penyakit, pergumulan karena dosa yang diperbuat oleh diri sendiri, dan pergumulan ini pun silih berganti; pergumulan yang satu belum selesai, muncul pergumulan yang kedua. Dan oleh karena pergumulan ini, air mata tidak bisa lagi dibendung.
Tetapi yang Tuhan mau; biarlah kita menabur dengan air mata karena sangkal diri dan pikul salib, maka dibalik itu kita akan menuai sorak-sorai.

Mazmur 126:6
(126:6) Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Biar kita melangkah berjalan maju sambil menabur dengan cucuran air mata sesuai dengan gerak firman yang sudah kita terima sekarang ini, sekalipun disertai dengan banyaknya pergumulan-pergumulan, itulah aniaya karena firman, itulah sengsara karena salib, dan itu merupakan penaburan benih yang baik. Kalau kita menabur benih yang baik, akan menuai hasil taburan yang baik pula.

Rut 1:13
(1:13) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"

Setelah Naomi mendesak Rut dan Orpa untuk kembali kepada bapa ibunya dan kembali kepada bangsanya (bangsa Moab), selanjutnya Naomi berkata kepada Orpa dan Rut – yang telah ditinggal mati oleh suami masing-masing - : “Masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?”

Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Setelah Orpa dan Rut mendengar desakan-desakan Naomi, menangislah mereka.
-       Tetapi bagi Orpa, tangisan itu menunjukkan perpisahan antara Orpa dengan Naomi, sebab Orpa memilih untuk kembali kepada bangsa Moab, kepada bapa ibunya.
-       Sedangkan bagi Rut, tangisan itu menunjukkan dia akan maju berjalan disertai dengan tetesan air mata. Rut tetap berpaut kepada Naomi, berarti; maju berjalan disertai dengan air mata, ini merupakan taburan benih yang baik.

Kalau kita melangkah sesuai dengan geraknya firman, kemudian oleh karena pergumulan yang banyak sampai meneteskan air mata, ini merupakan taburan benih yang baik.

Hosea 10:112
(10:12) Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.

Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, maka akan menuai menurut kasih setia. Jadi, apa yang kita tabur, maka akan menuai hasil sesuai dengan taburan itu.

Tadi kita sudah melihat; Rut maju berjalan disertai dengan tetesan air mata, sebab dia tetap berpaut kepada Naomi, ia tidak kembali kepada bangsanya (bangsa Moab) dan tidak kembali kepada bapa ibunya. Ini adalah taburan benih yang baik, maka tentu akan memperoleh hasil tuaian yang baik pula.

Syaratnya: “BUKALAH BAGIMU TANAH BARU.

Mari kita melihat TANAH BARU.
Matius 13:4-8, 18-23
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (13:18) Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. (13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. (13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. (13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. (13:23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih di ladang:
1. Benih yang ditaburkan di pinggir jalan, artinya; mendengar firman tentang Kerajaan Sorga tetapi ia tidak mengerti. Mengapa tidak mengerti? Karena dia tidak mau mengerti.
     Kalau kita tidak mau berusaha mengerti firman yang disampaikan, akibatnya adalah datanglah burung dan memakan benih itu sampai habis, sama dengan; dirampas oleh penghulu di udara, yakni si jahat.
2.  Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, artinya; mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi benih itu tidak berakar karena tanahnya tipis.
     Kerugiannya: Tidak tahan terhadap ujian, yakni sengsara karena salib, aniaya karena firman Allah itu sendiri. Itulah tanah yang berbatu-batu, jelas ini menunjuk kepada; orang yang keras hati.
     Orang yang keras hati itu senang sekali mendengar firman Tuhan. Bukan berarti orang yang keras hati itu menolak firman, tidak. Ia senang mendengar firman, ia terima firman itu, tetapi firman yang didengar itu hanya tumbuh sebentar (tidak bertahan lama), dan ketika ada ujian atas seijin Tuhan - itulah aniaya karena firman dan sengsara karena salib -, ia segera murtad, karena benih yang ditaburkan itu tumbuh, tetapi tidak berakar. Mengapa? Karena tanahnya itu tipis, tanahnya berbatu-batu.
     Lihat saja orang yang keras hati; senang saat mendengar firman, bahkan menangis karena terharu, tetapi tidak berubah, ada ujian sedikit langsung murtad, ada godaan sedikit langsung berubah pikiran, beralih dan meninggalkan Tuhan, maksudnya meninggalkan kebenaran, meninggalkan kesucian.
3.  Benih yang ditaburkan di tengah semak duri, artinya; mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi firman Allah itu dihimpit oleh kekuatiran dunia ini, dan dihimpit tipu daya oleh karena ingin kaya.
     Kalau seseorang dikuasai roh kekuatiran dan dikuasai roh keinginan untuk kaya, maka benih firman itu akan tumbuh tetapi terhimpit, sehingga tidak berbuah. Itulah benih yang ditaburkan di tengah semak duri.
     Semak duri itu gambaran dari kehidupan yang dikuasai oleh kekuatiran, berada dalam tipu daya oleh karena keinginan untuk kaya. Kalau dua hal ini menghimpit, maka benih yang ditaburkan itu hanya sekedar tumbuh tetapi tidak akan berbuah.
4. Benih yang ditaburkan di tanah yang baik, artinya; mendengar firman tentang Kerajaan Sorga sampai mengerti, sehingga ia berbuah seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan tiga puluh kali lipat.

Kesimpulannya: Penaburan benih tersebut dibagi dalam dua bagian.
-       Yang Pertama: “Benih ditaburkan di pinggir jalan, tanah berbatu-batu dan di tengah semak duri.”
Ketiga hal ini merupakan tanah atau ladang yang lama.
-       Yang Kedua: Benih yang ditaburkan di “tanah yang baik”, menunjuk; tanah yang subur, yang telah digarap dan dikerjakan, dengan lain kata; telah digemburkan, itulah tanah yang baru.

Tanda bahwa tanah telah digemburkan:
1. Mudah mengerti firman tentang Kerajaan Sorga yang dia dengar.
2. Tanah tidak berbatu-batu, sama dengan; tidak mengeraskan hati terhadap firman Allah yang di dengar.
3. Tidak kuatir dan tidak takut soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai = yakin dan percaya kepada firman.
4. Mudah dibentuk oleh Firman Allah.
Jelas, inilah tanah yang baik atau ladang yang baru, tanah yang subur, sudah digemburkan; batu-batu disingkirkan, semak duri disingkirkan dan mudah untuk dibentuk.

Sesudah disampaikan perumpamaan tentang seorang penabur, selanjutnya Yesus berkata kembali kepada murid-murid pada ayat 9-13.
Matius 13:9-13
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13:13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

Ladang yang baru atau tanah yang baik, tanah yang subur, yang sudah digemburkan, ada kaitan yang begitu erat dengan mata dan telinga.

Untuk menjadi tanah yang baik dan subur, harus digemburkan dengan menggunakan dua alat, yaitu:
1.     Mata, fungsinya; untuk melihat. Hal ini terhubung langsung dengan ROH-EL KUDUS.
2.     Telinga, fungsinya; untuk mendengar. Hal ini terhubung langsung dengan FIRMAN ALLAH.
Singkatnya: Tanah yang baik, tanah yang subur adalah tanah yang digarap, dikerjakan, dan digemburkan oleh firman Allah dan Roh El-Kudus. Itu sebabnya, Yesus berkata: “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan

Biarlah kita membuka ladang yang baru. Kehidupan kita ini menjadi ladang yang baru karena digarap dan dikerjakan oleh firman Allah yang kita dengar, digarap dan dikerjakan oleh Roh Allah yang menjadi mata, pelita (terang) dalam kehidupan kita masing-masing.

Kita kembali membaca Hosea 10.
Hosea 10:12
(10:12) Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.

Mengapa harus membuka tanah (ladang) yang baru? Mengapa harus digarap dan dikerjakan oleh firman Allah dan Roh Kudus? Jawabnya ialah “Sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN”.

Sudah waktunya bagi kita untuk mencari Tuhan. Berarti, sudah cukup lama waktu yang kita pergunakan untuk melakukan apa yang diinginkan oleh dunia ini.
-       Berhentilah untuk mencari kepuasan dari daging dan keinginannya.
-       Berhenti mencari kepuasan dari roh jahat dan roh najis.
-       Berhenti mencari kepuasan yang ada di dunia ini.
Itu sebabnya: “Bukalah bagimu tanah baru.” Biarlah kita lebih menyukakan hati Tuhan dari pada menyukakan hati manusia. Jangan lagi mencari kepuasan dari keinginan daging.

1 Petrus 4:2
(4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Waktu yang tersisa ini jangan kita gunakan lagi untuk keinginan manusia, keinginan daging, tetapi waktu yang tersisa ini kita gunakan menurut kehendak Allah saja, untuk menyukakan hati Tuhan. Gunakan waktu yang tersisa ini semaksimal mungkin sebab waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi. Sudah cukup waktu bagi kita mencari kepuasan di dunia, saatnya untuk mencari Tuhan.

1 Petrus 4:3
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

Telah cukup banyak waktu kita pergunakan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak manusia duniawi, yakni:
1.     Hidup dalam hawa nafsu.
2.     Hidup dalam keinginan sendiri.
3.     Hidup dalam kemabukan.
4.     Hidup dalam pesta pora.
5.     Hidup dalam perjamuan minum.
6.     Hidup dalam penyembahan berhala yang terlarang.

Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Misalnya, meninggalkan Tuhan atau meninggalkan ibadah dan pelayanan karena pekerjaan, karena uang, karena menuntut ilmu, karena bisnis, usaha, kedudukan, jabatan, dan karena perkara-perkara lahiriah lainnya. Sebetulnya, berhala itu adalah sesuatu yang dilarang oleh Tuhan, tetapi apa yang dilarang oleh Tuhan seringkali kita lawan. Kita tahu yang baik, tetapi kita tidak mau untuk melakukannya.
Kiranya dapat dipahami dengan baik, dan memperhatikannya dengan baik, memperhatikannya dengan secara dewasa.

1 Petrus 4:5
(4:5) Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Pada hari Tuhan, kita dapat melihat; setiap orang akan memberi pertanggungan jawab kepada Dia, baik yang hidup maupun yang mati. Jangan kita menganggap bahwa Tuhan tidak melihat apa yang kita perbuat. Semuanya akan memberi pertanggungan jawaban kepada Tuhan.

Hati-hati, kalau mungkin sekarang kita dengan bebas (leluasa) hidup menurut hawa nafsu manusia duniawi, suatu kali nanti kita semua, besar kecil, tua muda, akan memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan, baik dia yang hidup maupun yang mati.
Jangan kita berpikir pendek, jangan kita berpikir sempit, karena Kerajaan Sorga itu luas, Kerajaan Sorga tidak sependek dan tidak sesempit pikiran manusia. Jangan sampai bermasa bodoh dengan teguran-teguran yang kita terima.

Apalah artinya kita melakukan kejahatan kenajisan sesuka hati, tidak takut Tuhan, tetapi akhirnya binasa? Itulah orang yang berpikir pendek. Apa artinya kita penasaran dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan orang lain. Berpikirlah panjang. Bersikaplah dewasa. Dengarlah firman ini dan simak. Cermati dengan akal budi, supaya selamat. Perhatikan contoh nikah-nikah yang hancur yang terjadi di depan mata kita semua.

Maleakhi 3:13-15
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" (3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? (3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."

Bicaramu kurang ajar tentang Aku.” Kita ini banyak bicara kurang ajar tentang Tuhan.
Biasanya, orang fasik, orang yang sudah menikmati dunia malam - tempatnya dosa disembunyikan -, biarpun sudah salah, namun ia terus saja membela diri, kebal muka atau disebut muka tembok. Padahal membela diri dalam kesalahan, itu sama dengan; berakhir kepada jurang maut. Kalau terus membenarkan diri dalam kesalahan akan berujung dengan musibah besar, bukan mujizat. Jadi, apa yang sudah kita baca dalam Maleakhi 3: 13 ini benar sekali.

Orang-orang gegabah dan orang-orang fasik berkata:
1.     Sia-sialah beribadah kepada Allah.
2.     Rugi memelihara apa yang baik, apa yang suci, apa yang mulia di hadapan-Nya.
3.     Tidak ada artinya merendahkan diri, bahkan menjadi hina dan kecil di hadapan-Nya.
Bahkan mereka sendiri berkata: “Dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, artinya; luput dari penghukuman sekalipun telah mencobai Allah.

Maleakhi 3:16-18
(3:16) Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya." (3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. (3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Pada hari Tuhan, kita dapat melihat bahwa;
1. Tuhan akan membedakan antara orang benar dan orang fasik.
2. Tuhan akan membedakan orang yang beribadah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Seharusnya, orang-orang yang takut akan Tuhan memperkatakan:
1. Tuhan memperhatikan dan mendengarkan segala sesuatu yang terjadi di atas muka bumi ini.
2. “Sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.”

Firman Tuhan yang sifatnya atau bentuknya menegur dan mengingatkan, itu hanya berlaku bagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan orang yang menghormati nama Tuhan, karena peringatan dan teguran tidak berlaku bagi orang fasik.
Fasik itu sombong dengan kenajisannya, sombong dengan kelakuannya yang buruk; peringatan tidak berlaku bagi orang semacam ini. Sekalipun itu nasihat ringan, itu tidak berlaku bagi dia. Nasihat tegas pun tidak berlaku bagi dia, justru nasihat tegas akan membuat dia uring-uringan, panas hati, keras hati.

Tetapi saya, sebagai hamba Tuhan, yang juga sudah menerima jabatan gembala, menggembalakan keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA”, menghimbau: Kalau mendengar apa yang sifatnya peringatan, begitu dengar, lakukan saja, sekalipun peringatan itu sederhana. Gunting rambutmu, lakukan. Setrika bajumu, lakukan. Tidak ada artinya manggut-manggut di depan, seperti terlihat baik, tetapi tidak melakukannya, tidak ada artinya itu. Pembuktian yang penting.
Peringatan yang tegas dan sederhana hanya berlaku bagi orang yang takut Tuhan dan menghormati nama Tuhan. Orang yang seperti ini, diperingatkan dan dinasihatkan sedikit saja, pasti dia lakukan. Tidak mesti harus dibentak, diteriaki, ditegor dengan keras.

Jadi, semua yang kita kerjakan suatu saat nanti akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan yang akan menghakimi, baik yang hidup maupun yang mati.

Sekarang kita akan membaca Rut 2.
Rut 2:13
(2:13) Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan."

Berkatalah Rut kepada Boas: “Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan
Hal yang senada juga pernah diungkapkan oleh Rut sebelumnya kepada Boas dalam Rut 2: 10.

Rut 2:10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"

Rut berkata kepada Boas: “Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, padahal aku ini seorang asing?
Pendeknya: Rut mendapat belas kasihan sebagai tanda perhatian Boas kepada Rut.

Rut 2:8-9
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan. (2:9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Adapun perhatian Boas yang diterima oleh Rut ialah:
1.   Rut mengalami jaminan pemeliharaan, sebab Boas berkata kepada Rut: “Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini.
Saat ini kita berada di ladang Tuhan, berarti; jangan kita membawa diri kepada ladang yang lain, yaitu;
-      Ladang dunia, karena di situ ada rasa kekuatiran dan ketidaktaatan.
-      Ladang si pemalas, karena ladang si pemalas akan menghasilkan onak dan duri, akhirnya akan merugikan diri sendiri, yaitu datanglah kemiskinan dan kekurangan.
     Tetapi saat ini kita berada di ladang Tuhan, tanda bahwa Tuhan memelihara kehidupan kita masing-masing.
2.  Ada di dalam persekutuan yang suci, sebab Boas berkata kepada Rut: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.”
     Dahulu kita belum mengerti tentang pelayanan di hadapan Tuhan. Sekarang, kita ada di ladang Tuhan dan ada orang yang bekerja di ladang Tuhan, seperti perempuan-perempuan yang bekerja di ladang Boas, maka di sini Boas berkata: “Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan”, berarti; ada persekutuan.
     Dahulu kita tidak mengerti soal persekutuan, tetapi sekarang setelah kita ada di ladang Tuhan, kita mengerti soal persekutuan. Memang sebaiknya, kita harus bersekutu antara yang satu dengan yang lain. Jauh lebih baik bersekutu dengan pengerja-pengerja perempuan di ladang Tuhan, dari pada bersekutu dengan manusia duniawi.
3. Rut memiliki mata yang terbuka dan dia melihat kebangunan rohani terjadi, sebab Boas berkata kepada Rut: “Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu.” Penuaian terjadi, itu adalah kebangkitan kebangunan rohani.
4. Rut mengalami perlindungan dari Boas, sebab Boas berkata kepada Rut: “Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau.
5. Rut mengalami kepuasan, sebab Boas berkata kepada Rut: “Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.
Inilah lima perhatian Boas kepada Rut, sehingga ketika Rut mengalami perhatian ini, Rut berkata: “Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu?

Kalau kita sekarang berada di ladang Tuhan dan mengerti soal lima perkara ini, itu merupakan perhatian Tuhan. Dan perhatian Tuhan ini tertuju kepada kita semua, semata-mata bukan karena kebetulan, tetapi betul-betul karena belas kasihan Tuhan.
Rut tidak kebetulan berada di ladang Boas. Tuhan menaruh belas kasihan kepada siapa Dia menaruh belas kasihan.

Kalau kita lihat silsilah kelahiran Yesus, berasal dari empat wanita bangsa kafir, salah satunya adalah Rut. Apakah Yesus lahir dari empat rahim bangsa kafir ini secara kebetulan? Tidak. Apa Yesus mati disalibkan untuk manusia secara kebetulan? Tidak.
Perhatian Tuhan kepada kita, itu adalah belas kasihan Tuhan. Dan Tuhan menaruh belas kasihan kepada siapa Dia menaruh belas kasihan.

Sekarang kita beralih ke ayat 13.
Rut 2:13
(2:13) Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan."

Rut mendapat belas kasihan dari Boas, sebab dua hal yang telah dialami dan dirasakan oleh Rut.
1.     Boas menghibur Rut.
2.     Boas menenangkan hati Rut.
Boas, menunjuk; pribadi Tuhan Yesus Kristus, Dialah Sang Penebus yang telah menghiburkan dan menenangkan hati kita pribadi lepas pribadi.

Perlu untuk diketahui:
1.     Apabila Roh Tuhan menguasai kehidupan kita sepenuhnya, maka penghiburan itu akan nyata sekalipun berada di dalam banyak pergumulan.
2.     Ketenangan hati ada kaitannya dengan firman Allah.

Yeremia 17:7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Ketenangan di hati itu berasal dari firman Allah yang memberi jaminan, sama seperti pohon yang ditanam di tepi air:
1.     Tidak akan mengalami datangnya panas terik. Walaupun menghadapi ujian cobaan silih berganti, tetapi dapat dilalui dengan baik bersama dengan firman Allah yang kita terima.
2.     Tidak kuatir dalam tahun kering. Mengapa? Karena akar-akarnya merambat sampai ke sungai, merambat ke tepi batang air. Tenang, tidak kuatir, tidak takut dalam kekurangan, dalam masa resesi, krisis moneter, hati tetap tenang, karena firman Allah bagaikan akar pohon dirambatkan ke tepi batang air.

Firman Allah itulah yang memberi ketenangan di dalam hati kita, dan Roh Tuhanlah penghiburan bagi kita, datang dari Boas rohani, Tuhan Yesus Kristus, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Itu sebabnya, kita semua yang betul-betul mengalami ketenangan karena firman, hal itu dapat kita rasakan, dan itu juga saya rasakan; andaikata saja saya bergantung kepada manusia, menaruh harap kepada manusia, mengandalkan manusia, maka saya akan penuh dengan kekuatiran. Tetapi Tuhan memberi ketenangan di hati, karena kita mengandalkan firman Allah, bagaikan akar pohon merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air.

Rut 2:13
(2:13) Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan."

Rut berkata kepada Boas: “Walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan”, berarti; penghiburan dari Allah Roh Kudus dan ketenangan yang kita terima dari firman Allah tidak membeda-bedakan kita masing-masing, tidak membeda-bedakan bangsa kafir dan Israel. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment