KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 30, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 OKTOBER 2019


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 OKTOBER 2019

KITAB KOLOSE
(Seri:68)

Subtema: TINGGAL DIAM DAN TENANG DI BUKIT SION

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kemurahan-Nya kita diberi kesempatan, kemauan dan kesehatan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan. Dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup; Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah Yang Berkuasa, Tuhan dan Juruselamat yang berdaulat atas seluruh kehidupan kita masing-masing.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohon dengan rendah hati supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari KITAB KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti antara satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan dan di hadapan sesama dengan cara berkata jujur, sebab semua perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati seseorang.
Singkatnya: Dengan berkata jujur saja, menunjukkan bahwa; seseorang tidak hidup dalam kepalsuan.

Segera kita perhatikan Mazmur 12.
Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang. Berarti, hatinya tidak semanis dan tidak seindah mulutnya ketika berkata-kata.

Contohnya.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

“Tampil seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut bertanduk dua sama seperti domba, jelas ini menunjuk; hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang senantiasa mengadakan pelayanan pendamaian. Tetapi yang membuat kita bingung dan terheran-heran ialah ketika ia berbicara seperti seekor naga, berarti; perkataannya itu penuh dengan perkataan dusta.
Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini tidak lain tidak bukan ialah nabi-nabi palsu.

Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu itu adalah serigala yang buas, tetapi di tengah-tengah ibadah pelayanan, mereka datang menyamar seperti domba. Dan yang pasti, apabila nabi-nabi palsu berbicara, persis seperti seekor naga, dalam Perjanjian Lama disebut ular.

Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat
Cerdik tetapi tidak tulus, sama dengan; licik. Licik, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta, berarti; perkataannya manis, tetapi hatinya bercabang.

Sebagai bukti: Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 
Dalam hal ini, ular itu mulai memutarbalik fakta dengan segala kelicikannya.

Kita segera bandingkan dengan Kejadian 2: 16
Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
Pendeknya: Perkataan ular kepada perempuan itu adalah perkataan dusta, sebab apa yang telah diperintahkan Tuhan Allah kepada manusia dilarang oleh ular itu di dalam Kejadian 3: 1.

Kita akan melihat: Tanggapan perempuan terdahadap perkataan ular.
Kejadian 3:2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

- Tanggapan pertama: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan.
- Tanggapan kedua: “Tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.

Sekarang kita bandingkan dengan Kejadian 2: 16-17
Kejadian 2:16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Pada ayat ini, Tuhan memberi PERINTAH dan LARANGAN kepada manusia itu.
- Perintah Tuhan Allah, pada ayat 16, yaitu: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.
- Larangan Tuhan Allah, pada ayat 17, yaitu: “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Kesimpulannya: Setelah kita bandingkan tanggapan perempuan (Kejadian 3: 2-3) terhadap pernyataan ular (Kejadian 3: 1), dengan perintah dan larangan Tuhan (Kejadian 2: 16-17), maka perempuan itu telah;
- Mengurangkan kata “bebas” dari apa yang diperintahkan Tuhan Allah.
- Menambahkan kata “raba” dari apa yang dilarang oleh Tuhan Allah.

Kita kembali membaca Kejadian 3.
Kejadian 3:3-4
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Setelah mendengar tanggapan dari perempuan itu, selanjutnya ular itu berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.

Singkatnya: Ular itu telah memutarbalik fakta sebanyak dua kali, sebab;
- Apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah (Kejadian 2: 16), dilarang oleh ular itu untuk dilakukan (Kejadian 3: 1).
- Apa yang dilarang oleh Tuhan Allah (Kejadian 2: 17), diperintahkan oleh ular itu untuk dilakukan (Kejadian 3: 4).
Dengan demikian, Iblis atau Setan bertolak belakang dengan cara kerja Allah di dalam penyelamatan manusia. 

Oleh sebab itu, di dalam melayani pekerjaan Tuhan, jangan kita saling bertolak-tolakan. Berarti; jangan kita saling mendustai satu dengan yang lain. Hendaklah sehati sepikir, seiya dan sekata, seiring dan sejalan, serta satu visi dan satu misi di dalam melayani pekerjaan Tuhan. Jangan saling mendustai.
Apa kata dusta? Bermulut manis, tetapi hatinya bercabang; tersirat hal yang jahat, tersirat hal yang najis. 

Contoh dua pribadi yang bertolak-tolakan.
Kejadian 25:20-22
(25:20) Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya menjadi isterinya. (25:21) Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung. (25:22) Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN.

Tuhan mengabulkan doa Ishak, sehingga Ribka, isterinya, mengandung tetapi kedua anak yang di dalam rahim Ribka bertolak-tolakan. Oleh sebab itu, di sini kita melihat, Ishak berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?
Pendeknya: Ishak mengalami kesusahan hati karena kedua anaknya bertolak-tolakan di dalam rahim Ribka, isterinya itu. Demikian halnya kalau kita bertolak-tolakan di dalam melayani pekerjaan Tuhan ini, maka hati Tuhan susah.

Waktu bangsa Israel meminta raja kepada Samuel, maka hati Samuel susah, tetapi Tuhan berkata: “Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
Kalau sidang jemaat membuat hati seorang pemimpin dalam rumah Tuhan susah hati, sama dengan; membuat susah hati Tuhan. 
Kita semua sudah dewasa, umur sudah tambah banyak, saya kira mengerti bahasa yang sederhana ini. Kita bukan hewan, kita manusia, punya akal.

Kejadian 25:24-26
(25:24) Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya. (25:25) Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. (25:26) Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.

Akhirnya, Ribka melahirkan anak kembar.
- Yang pertama warnanya merah, “seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu”, sebab itu dia dinamai Esau.
- Yang kedua lahirlah adiknya, “tangannya memegang tumit Esau”, sebab itu dia dinamai Yakub.
Jadi, dari sejak kandungan saja kedua anak kembar ini sudah bertolak-tolakan, sampai pada akhirnya kedua anak kembar ini lahir juga terlihat bertolak-tolakan.
- Esau, sama dengan; seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu.
- Yakub, sama dengan; tangannya memegang tumit Esau. Tubuhnya bersih, klimis.

Kejadian 25:27-28
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.

Lalu selanjutnya, bertambah besarlah kedua anak itu. Setelah dilahirkan kembali, tentu selanjutnya beralih kepada perkembangannya yang penuh supaya terlihat pertumbuhan rohani yang semakin meningkat itu.

Tetapi di sini kita melihat, Esau terhubung langsung dengan dua perkara:
 1. Seorang yang pandai berbulu.
 2. Seorang yang suka tinggal di padang.
Sedangkan Yakub terhubung langsung dengan dua perkara:
 1. Seorang yang tenang.
 2. Seorang yang suka tinggal di kemah.

Jadi, setelah bertumbuh dan besar, di sini pun terlihat dua tabiat yang bertolak-tolakan. Tabiat Esau bertolak belakang dengan tabiat Yakub.
- Esau seorang yang pandai berburu, sedangkan Yakub seorang yang tenang.
- Esau seorang yang suka tinggal di padang, sedangkan Yakub seorang yang suka tinggal di kemah.

Kehidupan yang senantiasa sibuk berburu daging, hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging, maka tempat tinggalnya adalah di padang. Padang, menunjuk; dunia dengan segala isinya, yaitu:
 1. Keinginan daging.
 2. Keinginan mata.
 3. Keangkuhan hidup.
Sedangkan kehidupan yang tenang tinggal di kemah atau rumah Tuhan, sama seperti seorang imam selalu ada di dalam rumah Tuhan, berarti; merindukan hal-hal yang rohani, seperti Yakub dengan tanda kelahirannya ialah; “Tangannya memegang tumit Esau”, artinya ia merindukan hak kesulungan itu.
Jadi, dari lahirnya saja sudah kelihatan; mana kehidupan yang merindukan hal rohani, mana kehidupan yang merindukan dunia dengan segala isinya.

Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Perhatikan dua kalimat:
KALIMAT PERTAMA: “Dengan tinggal diam akan diselamatkan”, sebab Tuhan yang berperang ganti kita untuk menghadapi si seteru, yaitu:
 1. Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat.
 2. Iblis atau Setan lewat demon-demon dari roh-roh jahat dan roh-roh najis.
 3. Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari anak-anak Tuhan.
Tinggal diam dalam rumah Tuhan, pasti selamat, karena Tuhan yang berperang ganti kita. Kalau Tuhan di pihak kita, siapa yang dapat melawan kita? Tidak ada. Pendeknya, diam = berserah kepada Tuhan.

KALIMAT KEDUA: “Dalam tinggal tenang, di situ letak kekuatan kita.” 
Tenang, menunjuk; doa penyembahan, berarti; tanda penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Penyembahan adalah penyerahan diri kepada Tuhan. Ketika kita merasa tidak mampu lagi, ketika kita sudah tidak sanggup berbuat apa-apa lagi, tinggal kita mengangkat dua tangan (menyerah kepada Tuhan), maka Tuhan akan menyatakan pertolongan-Nya, Dia akan turun tangan untuk memberi kekuatan yang ajaib dan luar biasa kepada kita masing-masing. 

Tadi kita sudah melihat pribadi Yakub; dia tinggal diam dan tenang terletak keselamatan dan kekuatan.
Sekarang kita bandingkan dengan PRIBADI YANG SIBUK BERBURU DAGING; tidak tinggal diam dalam kemah dan tidak tenang di dalam rumah Tuhan.

Kejadian 25:29-34
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Pada suatu titik tertentu, Esau mengalami rasa lelah, tanda bahwa dia tidak memiliki kekuatan apa-apa.  Untuk menghilangkan rasa lelah itu, Esau menjual hak kesulungannya demi sepiring kacang merah yang sedang dimasak oleh Yakub, adiknya.
Memang Esau ini menjadi cabul dan mempunyai nafsu rendah. 

Singkatnya: 
- Yakub menerima hak kesulungan, yaitu perkara rohani yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani.
- Sedangkan Esau menerima makanan, yaitu sepiring kacang merah, perkara jasmani yang dapat dilihat mata jasmani.
Sama dengan;
- Yakub menerima perkara yang kekal.
- Esau menerima perkara yang fana, yang dapat binasa.

Coba bayangkan; untuk menghilangkan rasa lelah, Esau menjual hak kesulungannya demi semangkuk kacang merah. Akhirnya, Yakub memperoleh dari apa yang telah dirindukan, yang dicita-citakan dari sejak kecil, itulah hak kesulungan. Yakub memperoleh perkara rohani, yang tidak dapat dilihat oleh mata jasmani, sementara Esau memperoleh perkara lahiriah, perkara yang fana. 

Tentu dari apa yang sudah kita terima ini kita mendapat pengertian dan menambah pengetahuan. Tetapi jangan sampai pengertian dan pengetahuan yang bertambah ini berlalu begitu saja, bahkan tidak hidup di dalamnya, itu sama dengan ahli Taurat. 

Abraham, Ishak, Yakub adalah gambaran dari Allah Tri Tunggal.
- YAKUB adalah gambaran dari Allah Roh Kudus.
- ISHAK adalah anak janji, itulah gambaran dari Yesus Kristus, Anak Allah.
- ABRAHAM adalah gambaran dari Allah Bapa.

Yakub adalah gambaran dari Allah Roh Kudus. Kehidupan yang dipenuhkan Roh Kudus senantiasa mendambakan hak kesulungan, perkara-perkara rohani, tidak lagi mendambakan perkara lahiriah, sesuai dengan Roma 8: 5, “mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh
Hal-hal yang dari Roh adalah perkara-perkara di atas, perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.

Berkaitan dengan itu, mari kita segera perhatikan 1 Petrus 1.
1 Petrus 1:3-4
(1:3) Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, (1:4) untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Kita bersyukur, oleh karena rahmat-Nya, kita dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Ini adalah gambaran dari kehidupan yang dipenuhkan oleh Roh-El Kudus, akan menerima suatu bagian yang;
 1. Tidak dapat binasa, sama dengan; hidup kekal.
 2. Tidak dapat cemar, sama dengan; hidup suci selama-lamanya.
 3. Tidak dapat layu, sama dengan; tidak mengalami kesusahan, penderitaan, dan penyakit.
Itulah bagian dari pada Yakub, kehidupan yang sudah dipenuhkan Roh Kudus. Dan Roh Kudus itu juga merupakan bagian dari hak kesulungan yang Tuhan berikan kepada kita untuk membawa kita kepada suatu hidup yang penuh pengharapan; yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu.

Ibrani 12:22-23
(12:22) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, (12:23) dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,

kamu sudah datang ke Bukit Sion
Kita semua sudah berada di bukit Sion, tandanya; menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Suatu kemurahan yang luar biasa.
Gunung Sion itu bertahan, tegak berdiri di hulu gunung-gunung (Yesaya 2:2-3). Suatu kali nanti gunung lain, tempat rumah Tuhan akan digeser, tetapi gunung Sion tegak berdiri di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi, mengatasi bukit-bukit. Seharusnya kita patut bersyukur, kita datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup. 

Jemaat yang sudah menerima hak kesulungan, namanya terdaftar di sorga. Maka, jangan tukar, jangan jual hak kesulungan hanya demi perkara lahiriah. Jangan jual perkara rohani hanya demi perkara lahiriah, sebab semua yang ada ini akan berlalu. 
Tetapi yang pasti, kita semua sekarang berada di bukit Sion. Apa tandanya? Kita sudah menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Itu adalah kelebihan kita sekarang ini. Itu keistimewaan kita untuk keluarga Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Ini yang terus nanti membawa kita menjadi jemaat anak-anak sulung, namanya terdaftar di sorga, diakui oleh Tuhan.
Maka, jangan lagi kita mencari pujian dan hormat dari manusia dalam melayani pekerjaan Tuhan. Jauh lebih baik nama kita diakui oleh Tuhan (tertulis di dalam kitab kehidupan).

Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

Hal yang rohani diganti dengan hal lahiriah, itu adalah nafsu rendah, murahan. Prakteknya: Mudah melakukan dosa, mudah berucap kata-kata, sebentar begini sebentar begitu.
Tidak hanya nafsu rendah, tetapi juga dikuasai roh percabulan, yaitu dosa kenajisan. 

Inilah yang sedang kita perhatikan hari-hari ini. Sungguh-sungguh perhatikan firman Tuhan. Sebagai tanda perhatian Tuhan kepada kita, sebagai tanda panjang sabar Tuhan yang adalah kemurahan Tuhan, yang tidak boleh dianggap enteng begitu saja, supaya kehidupan kita tidak menjadi suatu kehidupan yang murahan (gampang berbuat dosa kejahatan, gampang berbuat dosa kenajisan, tidak sungkan-sungkan berbuat dosa).

Kejadian 25:34
(25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Demikianlah Esau memandang ringan  (memandang rendah atau menganggap enteng) hak kesulungan itu; ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, itulah perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani.
Jadi, kalau seseorang menjadi kehidupan dengan nafsu rendah, menganggap enteng ibadah dan pelayanan. Setiap orang yang menganggap enteng ibadah dan pelayanan, pasti nafsunya rendah, murahan. 

Tetapi bagi Yakub; dari sejak kecil saja, dia sudah mendambakan hak kesulungan itu, dengan tanda kelahirannya; tangannya memegang tumit Esau. Kehidupan yang dipenuhkan Roh Kudus senantiasa merindukan perkara rohani, bukan perkara yang merendahkan martabatnya, merendahkan martabat keluarganya. Dia selalu menjunjung tinggi korban Kristus.
Malam ini kita membawa hidup kita rendah serendah-rendahnya, sebab dalam Yesaya 30 dengan jelas berkata: Dengan tinggal diam, kamu akan diselamatkan. Dalam tinggal tenang, terletak kekuatanmu.

Mari kita datang di kaki salib Tuhan dengan tinggal tenang, di situ letak kekuatan kita. Manakala kita sudah tidak mampu lagi, hidup sudah merasa lelah, mari kita menyembah, berarti menyerah mengangkat dua tangan. Saat kita mau angkat dua tangan, maka Tuhan turun tangan untuk menolong kita secara ajaib. Malam ini Tuhan akan pulihkan kehidupan kita masing-masing. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment