KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 19, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 SEPTEMBER 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 SEPTEMBER 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 64)

Subtema: BERKAT ORANG YANG BERKATA JUJUR MENJADI MEMPELAI WANITA TUHAN.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia, kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Segala puji syukur hanya bagi Dia dari sekarang sampai selama-lamanya.
Dan saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.

Kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Perhatikan kalimat: “Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara satu dengan yang lain, jangan saling mendustai. Sebaliknya, mari kita menampilkan dan menunjukkan hati kita yang sesungguhnya di hadapan Tuhan dan sesama, dengan cara; berkata jujur, berkata yang sebenarnya, sebab semua perkataan-perkataan yang keluar dari mulut, berasal dari dalam hati.
Dengan berkata jujur, berkata yang sebenarnya dan tidak saling mendustai, menunjukkan bahwa; ia tidak hidup dalam kepalsuan dan tidak berkamuflase di hadapan Tuhan.

Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis tetapi hatinya bercabang.
Berarti; ketika ia berkata-kata, hatinya tidak semanis mulutnya, dengan kata lain; hatinya dengan mulutnya tidak sama, luar dan dalam tidak sama, ini menunjuk kepada; orang yang munafik.

Matius 5: 34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Jangan kita bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi apapun juga. Jika ya, hendaklah kita katakan: ya, jika tidak, hendaklah kita katakan: tidak, dengan lain kata ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat, yaitu Iblis atau Setan.

Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Setiap orang yang berkata dusta, ia adalah anak Iblis atau Setan, sebab Iblis atau Setan adalah bapa pendusta.

Akibat dosa dusta.
Wahyu 22: 15
(22:15) Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

Setiap orang yang mencintai dusta dan melakukannya, tinggal di luar, berarti; tidak masuk sorga.
Bermulut manis dan bercabang hati, itu adalah pendusta, dan orang semacam ini tidak masuk dalam Kerajaan Sorga.

Wahyu 21: 27
(21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Pendusta tidak akan masuk ke dalam kota Yerusalem baru, sama artinya; kehilangan berkat kota Yerusalem baru, dengan lain kata; pendusta itu tidak pantas menjadi mempelai Tuhan, tidak pantas bersanding dengan Tuhan.

Wahyu 21: 8
(21:8) Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Pendusta itu tidak pantas dan tidak layak menjadi mempelai Tuhan, tetapi bagian dari pendusta-pendusta ialah “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang”, inilah kematian yang kedua, kematian yang kekal atau mati untuk selama-lamanya.

Setelah kita melihat akhir hidup dari pendusta yang sangat mengerikan, sekarang kita bandingkan dengan; ORANG YANG BERKATA JUJUR.
Amsal 11: 11
(11:11) Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.

Berkat orang jujur memperkembangkan kota
Jangan lagi kita saling mendustai, tetapi marilah kita berkata jujur antara yang satu dengan yang lain, jangan saling mendustai, karena berkat bagi orang yang berkata jujur ialah memperkembangkan kota.
Tujuannya: Supaya kota, tempat di mana kita beribadah dan melayani Tuhan saat ini, semakin berkembang dan bertambah besar, dan memuncak sampai kepada terwujudnya kesatuan tubuh, itulah mempelai Tuhan.
Inilah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.

Sebaliknya, “mulut orang fasik meruntuhkannya
Artinya, orang yang berkata dusta (pendusta) merusak, bahkan menghancurkan kota di mana kita sekarang beribadah dan melayani Tuhan. Berarti untuk merusak suatu kota, itu sangat mudah sekali, yaitu; hanya dengan berkata dusta saja sudah cukup, kota itu pasti hancur dan rusak.

Jangan kita saling mendustai. Biarlah kita berkata jujur satu dengan yang lain, karena perkataan yang keluar itu pasti berasal dari dalam hati. Tampilkanlah hati kita masing-masing di hadapan Tuhan dan sesama dengan berkata jujur, supaya kota tempat di mana kita sekarang beribadah dan melayani semakin berkembang dan bertambah besar, memuncak sampai kepada terwujudnya kesatuan tubuh.
Sebaliknya, kalau berkata dusta, maka kota tempat di mana kita beribadah; hancur. Dan itu sudah saya rasakan sendiri, dengan banyaknya kata dusta; rusaklah pelayanan, terhambatlah pembangunan tubuh.

Kalau sekiranya malam ini kita tertegur oleh firman dan Roh Tuhan serta memaksa kita untuk segera mengakui dosa, segera akui, jangan ditahan-tahan, supaya kota tempat di mana kita beribadah dan melayani tidak hancur, melainkan semakin berkembang dan bertambah besar, memuncak sampai kepada terwujudnya kesatuan tubuh. Ini orang yang bijak, memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.

Berkat bagi orang yang berkata jujur adalah memperkembangkan kota, tidak lain tidak bukan itu merupakan kota Yerusalem baru, kota Mempelai, kota idam-idaman.

Sejenak kita memperhatikan; KOTA YERUSALEM BARU.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Setelah langit yang pertama dan bumi yang pertama berlalu, dan laut pun tidak ada lagi, maka tampillah kota kudus, Yerusalem baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Pendeknya: Bagian luar dari kota Yerusalem baru, yakni mempelai Tuhan, begitu indah dan begitu menarik di pemandangan Tuhan.

Itu baru dari luarnya. Lanjut kita melihat sampai kedalaman dari kota Yerusalem baru.
Wahyu 21: 9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Kota kudus, Yerusalem baru, turun dari sorga, dari Allah, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.
Pendeknya: Kota Yerusalem baru adalah mempelai Tuhan.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Kota itu bercahaya kemuliaan Allah. Kota Yerusalem baru, mempelai wanita Tuhan memancarkan kemuliaan Allah.
Dari hal ini kita bisa mengerti; kalau bercahaya kemuliaan, berarti segala sesuatu yang di dalam tidak ada lagi yang tertutupi, tidak ada lagi yang disembunyikan, sehingga ia bercahaya kemuliaan.
Jadi, bukan hanya tampilan luar yang begitu menarik dan indah mempesona hati Tuhan, tetapi mempelai wanita Tuhan ini bercahaya kemuliaan. Tidak mungkin bercahaya, memancarkan kemuliaan Allah kalau masih ada yang disembunyikan, kalau masih ada dosa kejahatan maupun kenajisan yang masih ditutup-tutupi dan sesuatu yang masih tersirat di dalam hati dan pikiran.

Tampilan luar begitu menarik, kemudian kita telusuri semakin dalam lagi, rupanya; kota Mempelai (mempelai wanita Tuhan) ini bercahaya kemuliaan Allah. Dari sini kita mengerti bahwa tidak ada suatu perkara yang disembunyikan oleh mempelai wanita Tuhan, baik itu dosa kejahatan, maupun dosa kenajisan. Sebab itu; jangan kita saling mendustai satu dengan yang lain.
Mari kita berlaku jujur di hadapan Tuhan, bukan saja di hadapan sesama. Mata manusia hanya bisa melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat kedalaman hati. Dengan berkata jujur, maka layak bersanding menjadi mempelai Tuhan.
Berkat bagi orang yang berkata jujur memperkembangkan kota, dan sudah pasti kota yang dimaksud ialah Yerusalem baru, mempelai Tuhan.

Kota itu bercahaya kemuliaan Allah “sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis”
Permata yaspis adalah permata yang paling indah. Permata yaspis adalah permata hati Tuhan, itulah mempelai wanita Tuhan.
Maka kalau kita perhatikan: Persis di atas jantung hati dari seorang imam besar, ada terdapat tutup dada dengan 12 (dua belas) permata tatahan.
Jadi jelas, mempelai Tuhan atau kota empat persegi, itulah adalah permata hati Tuhan, permata yang paling indah. Sebab itu; jangan kita saling mendustai, mari kita berkata jujur, dan berkat bagi orang yang jujur memperkembangkan kota. Kota tempat di mana kita beribadah dan melayani akan bertambah-tambah, puncaknya menjadi mempelai wanita Tuhan, Yerusalem baru, yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan, berdandan untuk suaminya, Kristus, Kepala, Mempelai Pria Sorga yang kita kasihi.

Kota itu bercahaya kemuliaan Allah sama seperti permata yaspis, permata yang paling indah, mengapa demikian? Karena permata yaspis “jernih seperti kristal
Kristal, sama dengan; transparan, tampil apa adanya, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, berarti; luar dan dalam sama, tidak ada lagi kepalsuan. Perkataannya manis, hatinya juga manis.
Sebaliknya, kalau seseorang berkata dengan dusta; perkataannya manis tetapi hatinya bercabang. Mulut dengan hati tidak sama, penuh dengan kepalsuan, bagaikan kota Babel; sepintas terlihat menarik dari luar, tetapi begitu ditelusuri ke dalamnya penuh dengan kepalsuan, sebab di tangan perempuan kekejian itu ada cawan kekejian dan percabulan.

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena sampai sejauh ini Tuhan terus menyatakan kasih dan kemurahan-Nya lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel yang terus menuntun kehidupan rohani kita sampai nanti pada satu titik, yaitu menjadi mempelai wanita Tuhan, Yerusalem baru, kota Mempelai, terlihat begitu menarik dari luar dan juga bagian dalamnya begitu menarik.
Jadi jelas, mempelai Tuhan berkata-kata dengan jujur, berkata-kata dengan benar, tidak dusta.
Dalam nats firman Tuhan Mazmur 50: 23, di situ dikatakan: “siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya
Keselamatan yang dari Allah akan Allah perlihatkan kepada orang jujur, oleh sebab itu, kita belajar untuk berkata jujur;
-       dimulai dalam nikah terkecil, itulah hubungan kita dengan Tuhan,
-       kemudian nikah dalam rumah tangga,
-       lalu nikah yang makin membesar, itulah dalam sidang jemaat,
-       sampai nanti memuncak menjadi kota Yerusalem baru.

Hal pengertian semacam ini Tuhan berikan kepada kita, supaya kehidupan kita ini penuh dengan pengharapan, tidak segera putus asa di dalam mengikuti Tuhan, karena kelak Tuhan sediakan sesuatu yang begitu berarti lebih dari segala yang ada ini, sebab langit yang pertama, bumi yang pertama akan berlalu, laut pun tidak ada lagi, sesudah itu tampillah Yerusalem baru, kota kudus yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan berdandan kepada suaminya.

Wahyu 21: 17-18
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. (21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.

Tembok kota Yerusalem baru terbuat dari “permata yaspis”, yang disebut juga permata yang paling indah.
Berarti, yang menjadi perlindungan, pembelaan bagi mempelai Tuhan ialah kejujurannya.
Kalau kita berlaku jujur, berkata jujur, tidak saling mendustai, maka dibela, dilindungi, dipelihara oleh Tuhan, sampai pada hari Tuhan kita dibela, jauh dari mata si ular, jauh dari aniaya antikris 3.5 (tiga setengah) tahun.
Ayo, belajar berkata jujur. Jangan saling mendustai, dari situlah kita mendapat perlindungan, pembelaan, pemeliharaan dari Tuhan, sampai hari Tuhan datang.

Tuhan nyatakan suatu jaminan yang ajaib supaya kita semakin yakin dalam mengikuti Tuhan, tidak ragu lagi, tidak menaruh pengharapan kepada yang lain-lain, kecuali selalu berkata jujur di hadapan Tuhan, dengan demikian kita menampilkan hati kita yang sesungguhnya di hadapan Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus baik. Kalau memang kita benar-benar sudah mengecap kebaikan Tuhan, datanglah kepada batu hidup itu, supaya kita dijadikan sebagai batu hidup, yaitu dalam rangka pembangunan tubuh Kristus dan membawa korban dalam bentuk persembahan yang rohani, memuncak sampai kepada doa penyembahan. Tidak mungkin ada lagi kata-kata dusta kalau hidup rohani kita sudah dibawa sampai doa penyembahan. Hanya orang bodoh melakukan penyembahan, tetapi ia masih mempertahankan perkataan dusta.

Adapun kota itu terbuat dari “emas tulen”, berarti; emas murni, tidak dicampur-campur dengan dosa kejahatan, tidak dicampur-campur dengan dosa kenajisan, menunjuk orang yang tahan uji, itulah mempelai wanita Tuhan.
Mempelai wanita Tuhan itu tahan uji, tidak cengeng, tidak suka bersungut-sungut, tidak suka ngedumel, menggerutu, tidak tersandung dan tidak menjadi batu sandungan di dalam mengikuti Tuhan maupun di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Inilah berkat orang yang berkata jujur; tahan uji.

Tidak berlebihan rasanya, kalau saya berkata, bahwa; kita ini adalah orang-orang yang dipilih Tuhan, kita semua adalah orang-orang pilihan Tuhan. Kita berhutang banyak kepada Tuhan. Kasih dan kemurahan-Nya limpah; nikah rumah tangga diberkati, tempat kota di mana kita beribadah diberkati. Puji Tuhan...
Kita ini yang kurang-kurang, masih terus memelihara kata dusta. Tidak segera mengakui dosanya, tidak segera mengakui bahwa Tuhan Yesus baik, masih bertahan dengan kekerasan hati. Ini bukanlah tipe-tipe mempelai Tuhan, ini adalah mempelai Babel.

Wahyu 21: 27
(21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Tahan uji, artinya; tidak akan masuk ke dalamnya dosa, antara lain;
-       dosa kenajisan,
-       dosa kekejian,
-       dan dosa dusta.
Tetapi yang masuk ke dalamnya hanyalah mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba, inilah yang disebut emas tulen, emas murni.

Kalau saudara membeli emas, apalagi emas murni, harus ada tulisan atau suratnya. Sampai kapan pun kalau ada tulisan atau surat itu, tetap berharga. Semakin hari akan semakin berharga, bukan semakin turun harganya.
Itulah emas tulen (emas murni); tidak ada dosa di dalamnya, baik itu dosa kenajisan, dosa kekejian, termasuk dosa dusta, sebagai dosa terakhir, kecuali mereka yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Bersyukurlah kepada Tuhan.

Oleh karena dosa bangsa Israel, Musa pernah berkata kepada Tuhan: “kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis
Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.”

Kita bersyukur malam ini kita mendapat pengertian yang luar biasa sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup.

Wahyu 21: 17
(21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.

Adapun ukuran dari tembok kota Yerusalem baru ialah 144 (seratus empat puluh empat) hasta, yang adalah ukuran manusia juga ukuran malaikat.

Mari kita lihat bukti; UKURAN MANUSIA, YANG JUGA UKURAN MALAIKAT.
Wahyu 14: 1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Anak Domba bersama-sama dengan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang berdiri di bukit Sion.
Kemudian, di sini kita melihat dua hal tentang 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang:
1.     di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya”, berarti; firman kasih karunia tertulis di dalam seluruh alam pemikiran mereka, tidak ada yang lain selain kasih Allah.
2.      “Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru” yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun kecuali mereka sendiri.
Menyanyikan suatu nyanyian baru menunjukkan bahwa mereka masuk dalam persekutuan yang indah, yang disebut juga dengan hubungan intim atau nikah suci. Dengan melangsungkan hubungan intim atau menghormati nikah yang suci, akan menghasilkan nyanyian baru, yaitu logat ganjil, atau yang disebut juga bahasa roh. Tidak ada seorang pun yang mengerti bahasa Roh, atau bahasa lidah, atau logat ganjil, kecuali orang itu dengan Tuhan.

Jadi, sudah sangat jelas sekali, bahwa; ukuran dari tembok kota Yerusalem adalah ukuran manusia, juga ukuran malaikat.
Kiranya hal ini menjadi suatu ukuran bagi kita di dalam hal mengikuti Tuhan. Jangan pakai perasaan, pengertian manusia tidak bisa dijadikan untuk mengukur Bait Allah. Singkirkan perasaan manusia daging.

Inilah berkat bagi orang yang berkata jujur, tidak saling mendustai antara seorang demi seorang.
Orang yang kembar sekalipun, belum tentu satu, walaupun terlihat sama tetapi berbeda, juga disebut antara seorang demi seorang. Suami isteri pun walaupun disebut satu, tetapi tetap harus berkata jujur antara seorang demi seorang, supaya kita boleh melihat berkat yang telah Tuhan sediakan ini menjadi bagian kita pribadi lepas pribadi.
Jangan kita awalnya sudah di dalam, tetapi pada hari Tuhan tinggal di luar, semuanya menjadi kesia-siaan. Tetapi apa yang Tuhan sudah nyatakan, dan Tuhan sudah perlihatkan kemuliaan itu saat ini, mari kita segera kejar dan raih, supaya kelak itu menjadi bagian kita. Jangan saling mendustai satu dengan yang lain, dimulai dari nikah yang terkecil sampai nikah terbesar dalam penggembalaan ini. Menjadi mempelai wanita Tuhan, itulah berkat bagi orang yang berkata jujur, tidak saling mendustai seorang demi seorang. Amin

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment