KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 14, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 AGUSTUS 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 AGUSTUS 2019

KITAB KOLOSE
(Seri: 63)

Subtema: TADINYA DI DALAM NAMUN AKHIRNYA TINGGAL DI LUAR

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita sekaliannya. Mari kita sambut pemberitaan firman Tuhan yang akan membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan.
Dan selanjutnya saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Perhatikan kalimat: “Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara satu dengan yang lain jangan saling mendustai, sebaliknya mari kita menampilkan hati kita dengan berkata jujur, berkata yang sebenarnya, sebab apa yang keluar dari mulut, itu berasal dari hati.
Dengan berkata jujur dan tidak saling mendustai, maka seseorang tidak hidup di dalam kepalsuan.

Matius 5: 34-37
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Jangan kita bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi apapun juga. Jika ya, hendaklah berkata: ya, jika tidak, hendaklah berkata: tidak, dengan lain kata ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat, yaitu Iblis atau Setan.
Masakan kita melayani Tuhan tetapi kita berasal dari si jahat? Itu tidak mungkin. Seorang pelayan (imam-imam) diharapkan tidak berdusta lagi.

Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Setiap orang yang berkata dusta atau mendustai antara yang satu dengan yang lain, maka ia adalah anak Iblis atau Setan, sebab Iblis atau Setan adalah bapa pendusta.

Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata-kata dengan bibir yang manis tetapi hatinya bercabang.
Pendeknya, hatinya tidak semanis mulutnya ketika berkata-kata, ini menunjuk kepada orang yang hidup di dalam kepalsuan atau sandiwara, berarti hidup di dalam kamuflase, tidak nyata, hidup dalam bayang-bayang saja.
Kesimpulannya, dosa dusta bukanlah dosa biasa, melainkan dosa yang sangat berbahaya dan mencelakakan hidup manusia.

Dampak negatif berkata dusta.
Wahyu 22: 15
(22:15) Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

Setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya tinggal di luar, inilah dampak negatifnya.
Berarti orang yang berkata dusta tidak masuk ke dalam kota Yerusalem baru.
Sebetulnya kota Yerusalem yang baru itu adalah kota idam-idaman, maksudnya dambaan setiap orang.

Wahyu 21: 27
(21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Pendusta-pendusta tinggal di luar, tidak masuk ke dalam kota Yerusalem baru yang kita dambakan itu.

Ada beberapa golongan yang awalnya ada di dalam, namun akhirnya ia tinggal di luar.
YANG PERTAMA.
Matius 7: 22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Golongan yang berseru kepada Tuhan mengadakan tiga perkara ajaib:
1.     Bernubuat demi nama Tuhan.
2.     Mengusir Setan demi nama Tuhan.
3.     Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Namun pada akhirnya Tuhan berterus terang dan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”, artinya; awalnya mereka berada di dalam, namun pada akhirnya mereka tinggal (berada) di luar.
Sangat disayangkan, mereka melayani dalam keadaan susah payah, susah-susah sebab disertai dengan pengorbanan yang banyak, tetapi semua menjadi sia-sia karena pada akhirnya mereka tinggal di luar.

Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Mereka yang tinggal di luar itu adalah golongan yang tidak menghargai kehendak Allah Bapa, sama artinya; tidak menjunjung tinggi korban Kristus dan darah salib Kristus.

Ada beberapa golongan yang awalnya ada di dalam, namun akhirnya ia tinggal di luar.
YANG KEDUA.
Matius 25: 1
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Lewat ibadah ini, gereja Tuhan tampil menjadi kaki dian emas dengan tujuh pelita yang menyala di atasnya, bagaikan tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil (Wahyu 2 & 3).
Tujuannya ialah untuk menyongsong Mempelai Laki-Laki sorga.

Sebagaimana dengan Rasul Paulus di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan, yakni; di dalam hal pemberitaan Injil terhadap sidang jemaat di Korintus; dengan satu tujuan; mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, itulah Mempelai Laki-Laki Sorga, dan ia berjuang (berusaha) untuk membawa jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus ... 2 Korintus 11: 2
Inilah sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini; menyongsong Mempelai Laki-Laki sorga, masuk dalam pesta nikah Anak Domba ... Wahyu 19: 6-8
Oleh sebab itu, jadilah kaki dian emas dengan tujuh pelita menyala di atasnya.

Matius 25: 2-4
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. (25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, (25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Dari 10 (sepuluh) gadis tersebut, 5 (lima) di antaranya bodoh dan 5 (lima) bijaksana.
Kemudian, kalau kita perhatikan:
-       5 (lima) gadis bodoh membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli (reserve).
-       5 (lima) gadis bijaksana membawa pelitanya dan minyak dalam buli-buli sebagai persediaan (reserve).
Berarti, lima gadis yang bijaksana ini senantiasa mempertahankan minyak urapan di atas kepala, mereka selalu berada di dalam Ruangan Suci untuk tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, mereka tidak keluar dari sana, sehingga tidak melanggar kekudusan tempat kudus Allah (tidak jatuh dalam dosa).
Minyak urapan yang di atas kepala, tanda bahwa mereka dikhususkan bagi Allah (untuk melayani pekerjaan Tuhan).
Sebaliknya, 5 (lima) gadis yang bodoh, membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak persediaan.
Inilah perbedaan antara 5 (lima) gadis yang bijaksana dan 5 (lima) gadis yang bodoh.

Matius 25: 10-13
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. (25:11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! (25:12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. (25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Ketika Mempelai Laki-Laki itu datang, mereka yang telah siap sedia, yaitu 5 (lima) gadis yang bijaksana masuk ke ruangan perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Sedangkan 5 (lima) gadis yang bodoh tinggal di luar, disebutlah golongan yang tidak berjaga-jaga.

Awalnya berada (tinggal) di dalam, lewat ibadah dan pelayanan ini, kita semua menjadi kaki dian emas dengan tujuh pelita emas menyala di atasnya, tujuannya; menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga, memang itu sasaran akhir dari perjalanan rohani kita, tetapi 5 (lima) gadis yang bodoh ini ternyata adalah golongan yang tidak berjaga-jaga, mereka hanya membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan.

Oleh sebab itu, kalau kita masih diberi kesempatan untuk berada di Ruangan Suci, untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu adalah kemurahan Tuhan. Jangan dianggap enteng, jangan seperti 5 (lima) gadis yang bodoh, kehidupan mereka adalah golongan yang tidak berjaga-jaga; awalnya sudah di dalam, tetapi akhirnya tinggal di luar.
Jadilah bijaksana, jangan keluar dari tempat kudus Allah, supaya jangan melanggar kekudusan tempat kudus Allah, supaya pelita itu tetap menyala-nyala sampai hari Tuhan, Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Pendeknya, golongan yang tidak berjaga-jaga tidak menghargai minyak urapan yang mengalir dari sorga.

Ada beberapa golongan yang awalnya ada di dalam, namun akhirnya ia tinggal di luar.
YANG KETIGA.
Lukas 15: 25-28
(15:25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. (15:26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. (15:27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. (15:28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.

Anak yang sulung berada di ladang, sama artinya berada di dalam. Tetapi karena dia tidak mau mengampuni kesalahan adiknya, ia berada di luar (tinggal di luar).

Kesimpulannya, anak yang sulung ini adalah golongan yang tidak menghargai kasih Allah.
Kegunaan kasih:
1.     Menutupi banyak sekali dosa.
2.     Sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan.

Lukas 15: 25
(15:25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.

Sebetulnya, kalau kita simak dengan seksama di sini; ketika anak sulung pulang dan dekat ke rumah, “ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.”
Artinya; anak sulung ini sudah mengerti dan mengenal dan menerima pembukaan rahasia firman, segala rahasia sorga sudah dinyatakan kepadanya, tetapi anehnya, dia dikategorikan sebagai golongan yang tidak menghargai kasih Allah.
Sangat disayangkan kalau gereja Tuhan (orang Kristen) sudah mendapatkan pembukaan rahasia firman, tetapi ia tidak mengampuni orang yang bersalah, sama artinya tidak menghargai kasih Allah.

bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian”, itu adalah pembukaan rahasia firman.
Anak sulung sudah berada di ladang (berada di dalam), melayani di ladang Tuhan, dan dia sudah menerima (mendengar) pembukaan rahasia firman Tuhan, tetapi sangat disayangkan ia tidak mau mengampuni kesalahan adiknya, sehingga ia tinggal di luar.
Kalau hanya mengerti firman tetapi tidak mengampuni kesalahan orang = berada (tinggal di luar).
Sangat disayangkan, awalnya berada di dalam, namun akhirnya ia tinggal di luar.

Kesimpulannya, mereka yang tinggal di luar (tidak masuk ke dalam):
1.     Golongan yang tidak berdiri di atas kebenaran = tidak menghargai firman Allah ... Matius 7: 21-23
2.     Golongan yang tidak menghargai minyak urapan yang mengalir dari sorga = tidak menghargai kuasa dari Roh-El Kudus ... Matius 25: 1-13
3.     Golongan yang tidak menghargai kasih Allah Bapa ... Lukas 25: 25-32

Pertanyaannya: Siapakah yang tidak menghargai Firman Allah?
Jawabnya ialah ...
1 Timotius 4: 1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Di hari-hari ini banyak orang akan murtad, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran Setan-Setan oleh karena tipu daya pendusta-pendusta, yaitu nabi-nabi palsu. Walaupun salah, mereka tetap mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran Setan-Setan, dan itu adalah tanda bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.
Mengapa banyak orang mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran Setan-Setan? Karena mereka (guru-guru palsu) melayani tanpa hati nurani, di mana hati nuraninya memakai cap mereka. 
Cap mereka itu sama seperti daging yang diselar oleh besi panas, dan kalau sudah diselar, itu sangat susah dihapus. Jadi, biar salah, mereka tetap merasa diri benar karena hati nuraninya melayani dengan cap mereka.
Sebaliknya, apabila seorang hamba Tuhan penuh dengan Roh Kudus dalam memberitakan Injil, maka di dalam mulutnya tidak ada dusta, sesuai 1 Yohanes 2: 27, “pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta

1 Timotius 4: 3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Nabi-nabi palsu disebut juga dengan guru-guru palsu atau pendusta-pendusta, di mana ajaran mereka:
1.    Melarang orang kawin.
Hal ini bertolak belakang dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, sebab Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel berkuasa membawa gereja Tuhan masuk di dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi tubuh mempelai, kelak berada dalam perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba), sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini.
Alkitab terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, diawali dari kitab Kejadian diakhiri dengan kitab Wahyu, diawali dengan nikah Adam, diakhiri dengan pesta nikah Anak Domba dalam Wahyu 19: 6-8.
Jadi dari awal sampai akhir, Alkitab berbicara soal nikah, maka ajaran dari guru-guru palsu ini bertolak belakang dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Tetapi sayangnya, banyak orang menggandrungi ajaran dari guru-guru palsu ini, ikut roh-roh penyesat, ikut ajaran Setan-Setan.
Bersyukur kita diajar oleh Tuhan, dibentuk, dan hubungan kita dibawa sampai kepada nikah suci dengan Kristus, Kepala, Mempelai Pria Sorga, maka tidak terjadi penyangkalan. Tetapi kalau nikah suci sudah rusak, di situ terjadi penyangkalan demi penyangkalan.
2.    Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.
Perlu untuk diketahui: makanan yang diciptakan Allah ialah melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, sesuai dengan Yohanes 4: 34-35
Dan ini merupakan kekejian bagi Tuhan, sebab apabila nanti pembinasa keji berdiri di tempat kudus, maka mereka nanti akan menghentikan korban sehari-hari, yakni; korban santapan (melakukan kehendak Allah Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya), dan korban sembelihan (hati yang hacur, jiwa yang patah dan remuk).

Pertanyaannya: Siapakah yang tidak menghargai kuasa Roh-El Kudus?
Jawabnya ialah ...
1 Yohanes 2: 21-22
(2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

Siapakah pendusta itu? Dia itu adalah antikristus, dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus.
Kristus, artinya: Yang Diurapi.
Dalam Perjanjan Lama ada tiga yang diurapi oleh Tuhan:
1. Raja-raja.
2. Imam-imam.
3. Nabi.
Pendeknya, antikristus adalah pendusta yang tidak menghargai kuasa Roh Kudus.

Pertanyaannya: Siapakah yang tidak menghargai kasih Allah?
Jawabnya ialah ...
Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Iblis atau Setan adalah pembunuh manusia dari sejak semula, berarti; tidak menghargai kasih Allah.

Kesimpulannya:
1.     Pendusta-pendusta yang tidak menghargai firman Allah, itulah nabi-nabi palsu.
2.     Pendusta-pendusta yang tidak menghargai Roh Allah, itulah antikris.
3.     Pendusta-pendusta yang tidak menghargai kasih Allah, itulah Iblis (Setan).
Jadi:
1.     Yesus, Anak Allah, berhadapan langsung dengan nabi-nabi palsu.
2.     Roh Kudus berhadapan langsung dengan antikris.
3.     Allah Bapa berhadapan langsung dengan Setan.
Allah Tri Tunggal berhadapan langsung dengan tri tunggalnya Iblis (Setan).

Supaya kita tidak saling mendustai satu dengan yang lain, maka; kita menghargai firman Allah, dan mau menghargai minyak urapan yang mengalir dari sorga, dan hidup di dalam kasih Allah, kita perhatikan jalan keluarnya, maka kita tidak akan tinggal di luar, melainkan masuk di dalamnya.

Jalan keluarnya.
Wahyu 21: 22-27
(21:22) Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. (21:23) Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. (21:24) Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; (21:25) dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; (21:26) dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. (21:27) Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

Kota Yerusalem tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinari kota itu, tetapi kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya, sehingga tampaklah dua hal dengan jelas:
1.     Bangsa-bangsa berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja membawa kekayaan mereka kepadanya.
2.     Pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak ada lagi di sana.
Malam, artinya gelap, dan gelap adalah tempatnya dosa disembunyikan.

Kita membuka hati dengan lebar-lebar untuk segala kebaikan dan kemurahan hati Tuhan, karena malam tidak ada lagi, dosa tidak lagi disembunyikan, maka kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. Inilah yang terjadi kalau kehidupan anak-anak Tuhan sudah masuk ke dalamnya, itulah mereka yang tidak hidup di dalam dusta.

Jadi;
-       Dosa dusta ini adalah dosa yang terakhir, kalau kita perhatikan Wahyu 21: 27.
-       Kalau kita perhatikan Wahyu 22: 15, dusta juga dosa terakhir.
-       Kalau kita perhatikan Kolose 3: 5-9, di situ berbicara tentang kehidupan manusia pada jaman jahiliah, di mana orang yang hidup di luar Tuhan tanpa sadar ditarik ke dalam penyembahan berhala. Tetapi dosa di dalam Tuhan, ujung-ujungnya adalah dosa saling mendustai satu dengan yang lain, berarti dosa yang terakhir adalah betul-betul dosa dusta.

Mengapa saya katakan dosa dusta adalah dosa yang terakhir? Karena dosa dusta ini begitu rupa menjadi sebuah bingkisan, sehingga dusta ini dapat membungkus semua dosa apa saja, termasuk dosa kejahatan, dosa kefasikan, dosa kenajisan dibungkus begitu rupa oleh dosa dusta, bahkan lebih menarik dari semua parcel yang ada di atas muka bumi ini.
Tetapi puji Tuhan, mereka yang tidak hidup dalam dusta, tidak saling mendustai satu dengan yang lain, mereka layak masuk ke dalamnya.

Ketika bangsa-bangsa berjalan di dalam terang itu, raja-raja membawa kekayaan dan pintunya tidak tertutup pada siang hari karena tidak ada malam, tidak ada dosa yang tersembunyi, tidak ada dusta, maka kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.

Kita berdoa, supaya kita tidak saling mendustai lagi, dan kalau kita tidak ada lagi dusta, maka layak berada dalam Yerusalem baru, maka nanti raja-raja membawa kekayaan, hormat, dan kemuliaan masuk ke dalamnya.
Kalau masih ada dusta, segeralah minta ampun. Jangan anggap ini adalah dosa kecil. Dusta adalah dosa terakhir, dosa yang dapat membungkus semua dosa sehingga terliat demikian menariknya.
Jangan saling mendustai satu dengan yang lain, berjanjilah dengan tangisan di bawah kaki Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment