KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 5, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 03 AGUSTUS 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 03 AGUSTUS 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 162)

Subtema: HAMBA TUHAN MEMANDANG MILIK PUSAKA.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Kita bersyukur karena Tuhan baik, karena kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan, yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernama; Manasye.
-       Yang kedua bernama; Efraim.

Selanjutnya kita akan melihat arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase:
-       Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara” (Kejadian 40).

Mari kita memperhatikan FASE YANG KEDUA: KETIKA YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39: 1-2
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. (39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.

“Maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Kalimat ini menunjukkan bahwa; Yusuf menjadi hamba bagi Potifar, sebab Potifar memang telah membeli Yusuf dari tangan orang Ismael, saudagar dari Midian itu.

Di dalam kitab Wahyu 5: 9-10, di situ dijelaskan bahwa; Yesus, Anak Allah, telah disembelih, sehingga oleh darah-Nya, Ia telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap  suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Selanjutnya, membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah kita.
Berbicara tentang kerajaan imam (imamat rajani), menunjuk kepada; orang-orang yang melayani Tuhan, itulah hamba Tuhan.

Kejadian 39: 2
(39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.

Sekalipun Yusuf menjadi hamba bagi Potifar, tetapi Tuhan menyertai Yusuf. Tuhan juga pernah menyertai bangsa Israel.

Ulangan 32: 8-9
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. (32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.

Pertama-tama kita harus mengetahui, bahwa; bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.

Ulangan 32: 10-12
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Tuhan yang membawa bangsa Inya,srael keluar dari tanah Mesir, selanjutnya Tuhan sendiri yang menuntun mereka, tidak ada allah asing menyertai bangsa Israel selama perjalanan 40 (empat puluh) tahun di padang gurun.

Suasana padang gurun:
1. “Di tengah-tengah ketandusan”, artinya; kering-kering rohani. Dengan lain kata; tanpa persekutuan dengan Tuhan.
2. “Auman padang belantara”, artinya; menghadapi ganasnya binatang buas, yaitu; hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

Namun sekalipun kita sudah melihat dua keadaan dari padang gurun tadi, Tuhan tetap menyertai bangsa Israel, dengan bukti: Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
-       Dikelilingi-Nya dia”, ini adalah tabiat dari kasih Allah Bapa yang menyertai bangsa Israel.
Untuk menghadapi suasana padang gurun yang begitu ganas, kita butuh penyertaan dari kasih Allah Bapa.
-       Diawasi-Nya”, ini adalah tabiat dari Firman Allah yang menyertai bangsa Israel.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, itulah tabiat dari Allah Anak, firman Allah yang senantiasa menyertai bangsa Israel, sama artinya; menyangkal dirinya dan memikul salibnya di tengah-tengah perjalanan rohani kita dalam mengikuti Tuhan.
-       Dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya”, ini adalah tabiat dari Roh Allah yang senantiasa menyertai bangsa Israel.
Demikianlah bangsa Israel dikelilingi-Nya dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya, sampai akhirnya bangsa Israel tiba di tanah Kanaan, tanah perjanjian itu.

Ulangan 32: 8
(32:8) Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.

Setelah bangsa Israel berada di tanah perjanjian itu, Tuhan membagi-bagikan seluruh wilayah tanah Kanaan kepada 12 (dua belas) suku Israel -- 12 (dua belas) anak Yakub -- sebagai milik pusaka mereka.
Sementara ayat 9 menunjukkan bahwa; bangsa Israel adalah bangsa yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, milik kepunyaan-Nya sendiri, sama artinya; bangsa Israel ini adalah hamba Tuhan.
Hamba Tuhan, artinya; melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.

Pertanyaannya: Apa hubungan (korelasi) antara hamba Tuhan dengan milik pusaka?
Jawabnya: Tanah Katinya; melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. naan yang sudah dibagi-bagikan sebagai milik pusaka itu, tidak boleh dijual.
Berarti, sebagai hamba Tuhan yang memperoleh bagian dari milik pusaka; yang memang harus diusahakan dan dipelihara.

Syarat-syarat untuk mempertahankan milik pusaka.
YANG PERTAMA.
Bilangan 36: 7
(36:7) Sebab milik pusaka orang Israel tidak boleh beralih dari suku ke suku, tetapi orang Israel haruslah masing-masing memegang milik pusaka suku nenek moyangnya.

Milik pusaka orang Israel itu tidak boleh beralih dari suku ke suku, masing-masing suku harus mempertahankan milik pusaka suku nenek moyangnya.

Bilangan 36: 8-9
(36:8) Jadi setiap anak perempuan di antara suku-suku orang Israel yang telah mewarisi milik pusaka, haruslah kawin dengan seorang dari salah satu kaum yang termasuk suku ayahnya, supaya setiap orang Israel mewarisi milik pusaka nenek moyangnya. (36:9) Sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih dari suku ke suku, tetapi suku-suku orang Israel haruslah masing-masing memegang milik pusakanya sendiri."

Seorang perempuan yang telah mewarisi milik pusaka harus kawin dengan laki-laki yang sama dengan suku ayahnya.

Bilangan 36: 10, 13
(36:10) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah diperbuat anak-anak perempuan Zelafehad. (36:13) Itulah perintah dan peraturan yang diperintahkan TUHAN kepada orang Israel dengan perantaraan Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho.

Milik pusaka itu harus dipertahankan, tidak boleh dijual. Setiap masing-masing suku, menerima bagian tanah wilayah mereka yang akhirnya menjadi milik pusaka yang diwariskan kepada anak cucu turun temurun. Dan milik pusaka itu tidak boleh beralih kepada suku-suku lain, maka seorang perempuan harus menikah dengan laki-laki yang sama dengan suku ayahnya, supaya ia tetap menjadi ahli waris milik pusaka ayahnya.
Itulah perintah Tuhan yang telah disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel, sebelum mereka memasuki tanah Kanaan, tanah perjanjian, yang akhirnya dibagi-bagi kepada 12 (dua belas) suku Israel sebagai milik pusaka mereka.

Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini berakhir pada sebuah pesta nikah Anak Domba, di mana Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga yang sempurna, sedangkan gereja Tuhan yang sempurna menjadi mempelai wanita-Nya.
Tetapi perlu untuk diketahui: Yesus adalah Tunas Daud, berasal dari suku Yehuda. Yehuda, menunjuk; raja-raja, berarti; melayani penuh dengan kuasa.
Berarti, untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba harus tetap berada di dalam pelayanan yang berkuasa, sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih kepada suku-suku lain.
Pertahankanlah milik pusaka itu, sebab itulah korelasi antara milik pusaka dengan hamba Tuhan.

Yusuf menjadi hamba bagi Potifar, tetapi Tuhan senantiasa menyertai Yusuf, seperti Tuhan juga menyertai perjalanan bangsa Israel, dan bangsa Israel juga adalah hamba Tuhan.

Syarat-syarat untuk mempertahankan milik pusaka.
YANG KEDUA.
Yehezkiel 46: 16-17
(46:16) Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kalau raja itu memberi sesuatu pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang anaknya, maka itu menjadi kepunyaan anaknya, dan milik ini menjadi pusaka mereka. (46:17) Kalau ia memberikan pemberian dari milik pusakanya kepada salah seorang hambanya, maka itu menjadi kepunyaannya sampai tahun kebebasan, lalu harus kembali kepada raja itu; hanya anak-anak raja itu boleh mewarisi milik pusakanya.

-       Kalau raja memberi milik pusakanya kepada anaknya, maka itu menjadi milik pusaka anaknya, milik pusaka anak raja.
-       Jika raja memberi milik pusaka kepada hambanya, maka tanah itu menjadi milik hambanya, tetapi hanya sampai kepada tahun pembebasan, namun sesudah itu hanya anak-anak raja yang berhak mewarisi milik pusaka itu, dengan kata lain; kembali diwariskan kepada anak raja, tidak boleh beralih kepada suku-suku lain, apalagi kepada hamba.

Yehezkiel 46: 18
(46:18) Dan janganlah raja itu mengambil sesuatu dari milik pusaka rakyat, sehingga mereka terdesak dari miliknya; hanya dari miliknya boleh ia mewariskan kepada anak-anaknya supaya jangan seorang pun dari umat-Ku didesak dari miliknya."

Selanjutnya, raja dilarang mengambil sesuatu dari milik pusaka rakyat, dengan lain kata; umat Tuhan tidak boleh didesak dari milik pusakanya.

1 Raja-Raja 21: 1
(21:1) Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria.

Nabot memiliki kebun anggur di samping istana Ahab, raja Samaria.

1 Raja-Raja 21: 2-3
(21:2) Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." (21:3) Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"

Ahab menginginkan kebun anggur Nabot, dan sebagai gantinya; Ahab ingin memberikan kebun anggur yang lebih baik, bahkan akan membayarnya dengan harga yang memuaskan dan menggiurkan.
Tetapi Nabot menolak untuk menjual kebun anggurnya, sebab itu adalah milik pusaka nenek moyang yang diwariskan kepadanya.

Seberapa pun besar harga, sekalipun itu adalah nilai yang menggiurkan, bahkan sekalipun diberikan kebun anggur yang lebih baik, namun Nabot tetap tidak mau menjual kebun anggur itu, karena kebun anggur itu merupakan milik pusaka nenek moyang yang diwariskan.

Alasan Ahab menginginkan kebun anggur Nabot: Letaknya dekat dengan rumah Ahab.
Tujuan Ahab menginginkan kebun anggur Nabot: Untuk menggantinya dengan kebun sayur.

Perbedaan antara tanah Mesir dengan tanah Kanaan adalah:
-       Kalau tanah Mesir dijadikan kebun sayur, itu karena tanah Mesir adalah tanah dataran. Tetapi kerugian dari tanah dataran adalah kebun sayur harus disirami dengan kekuatan sendiri, di mana air diambil dari sungai Nil untuk menyirami kebun sayur itu.
-       Sedangkan tanah Kanaan itu bergunung dan berlembah, itu berbicara tentang; pengalaman kematian dan kebangkitan.
Keadaan dari bangsa Israel di tanah Kanaan itu ialah bergantung kepada sebanyak hujan turun dari langit, artinya; bergantung pada kemurahan Tuhan.
Itulah perbedaan antara tanah Kanaan dengan tanah Mesir, perbedaan antara kebun anggur dengan kebun sayur.
Kesimpulannya: Ahab tidak menghargai ibadah dan pelayanan, serta kemurahan-kemurahan Tuhan.

Perlu untuk diperhatikan:
Ibadah dan pelayanan ini adalah milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita.
Ibadah dan pelayanan ini tidak boleh digantikan oleh harta, kekayaan, uang yang banyak, pendidikan, pekerjaan, kesibukan dunia.
Ibadah dan pelayanan ini tidak boleh digantikan oleh apa saja di muka bumi ini, sekalipun itu terlihat menggiurkan sekali.
Jangan sampai karena gaji yang menggiurkan, kita tinggalkan ibadah pelayanan. Hati-hati.
Jangan sampai karena harta dan kekayaan yang sangat menggiurkan, lalu kita tinggalkan ibadah pelayanan. Hati-hati.
Jangan sampai karena kesibukan-kesibukan di dunia ini, karena perkara lahiriah, lalu ibadah dan pelayanan kita tinggalkan.

Kesimpulannya: Tidak menghargai ibadah dan pelayanan, sama dengan; tidak menghargai kasih dan kemurahan Tuhan.
Ibadah dan pelayanan ini adalah kemurahan Tuhan, sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita, yang tidak tergantikan oleh apapun, sekalipun itu menggiurkan dan bernilai sangat tinggi.

Ahab anggap enteng bahkan cenderung tidak menghargai milik pusaka; ia ingin mengganti kebun anggur dan menjadikannya kebun sayur.
Berbeda dengan Nabot; walaupun ditawarkan sesuatu yang menggiurkan, ia tidak mau menjualnya, karena kebun anggur itu adalah milik pusakanya. Ini adalah tanda bahwa Nabot menghargai dan mempertahankan milik pusaka nenek moyang yang diwariskan kepadanya.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas kepada pemuda remaja, terkhusus kepada yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan: Ibadah pelayanan tidak boleh diganti dengan apa pun di atas muka bumi ini. Tidak boleh mengecilkan ibadah dan pelayanan. Tidak boleh mengecilkan kemurahan-kemurahan dari Tuhan, sebab lewat ibadah ini kita sudah banyak menikmati kemurahan Tuhan.
Diberi umur panjang, diberi nafas hidup, diberi pekerjaan, diberi kesehatan, diberi kesempatan untuk beribadah, diberi kesempatan untuk melayani Tuhan (Raja di atas segala raja), bukankah itu semua adalah kemurahan Tuhan? Selain itu, di dalam penggembalaan ini, kita boleh mengalami penyucian dosa, sampai akhirnya kita dibawa kepada hubungan intim, yaitu nikah yang suci, bukankah itu adalah kemurahan Tuhan?
Maka, memang ibadah pelayanan sebagai milik pusaka tidak tergantikan oleh apa pun, seperti halnya Nabot yang tidak tergiur dengan tawaran yang sangat menggiurkan.

Kisah Para Rasul 17: 26-28
(17:26) Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, (17:27) supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. (17:28) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.

Tuhan telah menentukan musim-musim dan batas-batas kediaman manusia, dengan tujuan supaya manusia;
1.     Mencari Tuhan.
2.     Menjamah Tuhan.
3.     Menemukan Tuhan.

Jika dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel:
-       “Mencari Tuhan”, terkena pada; daerah HALAMAN, di mana terdapat dua alat di dalamnya.
1.     Mezbah Korban Bakaran, menunjuk; pertobatan.
2.     Kolam Pembasuhan, menunjuk; baptisan air. Berarti;
-       Satu di dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus...(Roma 6:3-6).
-       Pembaharuan.
-       Penyucian oleh mandi air dan firman.

-     “Menjamah Tuhan”, terkena pada; RUANGAN SUCI, dengan tiga macam alat di dalamnya.
1.  Meja Roti Sajian, berarti; menjamah atau melayani Tuhan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.     PelitaPelita Emas, berarti; menjamah atau melayani Tuhan lewat Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.     Mezbah Dupa, berarti; menjamah atau melayani Tuhan lewat Ibadah Doa Penyembahan.

-       “Menemukan Tuhan”, terkena pada; RUANGAN MAHA SUCI, di mana di dalamnya terdapat satu alat yang terutama dari semua peralatan yang ada dalam Tabernakel, yaitu; Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian:
1.     Peti dari tabut perjanjian itu sendiri.
2.     Tutup grafirat dengan dua kerub di atasnya.
Pengertian rohani dari Tabut Perjanjian:
1.     Takhta Allah, menunjuk; ibadah dan pelayanan.
2.     Hubungan nikah antara Kristus (Mempelai Pria Sorga) dengan gereja Tuhan (sebagai mempelai wanita-Nya) berdasarkan kasih.
Sehingga dengan demikian, kita sebagai gereja Tuhan sudah menemukan Tuhan.

Pertanyaannya: Mengapa manusia harus melakukan tiga perkara di atas (mencari, menjamah, menemukan Tuhan) ?
Sebab di dalam Tuhan;
1.     Kita hidup.
2.     Kita bergerak.
3.     Kita ada.
Kita ada, berarti harus bergerak. Kita bergerak karena hidup. Kita hidup, maka harus bergerak. Kita bergerak, karena kita ada di atas muka bumi ini, yang merupakan ciptaan/buatan tangan Allah yang disebut keturunan Allah juga.

Kisah Para Rasul 17: 29
(17:29) Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Perlu untuk diketahui, karena kita berasal dari keturunan Allah, maka kita tidak boleh berpikir bahwa: Keadaan ilahi sama dengan emas, perak, batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
Jangan sama seperti pribadi Ahab; dia berpikir bahwa kebun anggur Nabot itu sama dengan kebun anggur yang lain, atau sama dengan kebun sayur, atau sama dengan sesuatu yang menggiurkan dari dunia ini, tidak.

Oleh sebab itulah, Allah telah menentukan musim-musim bagi manusia dan batas-batas kediaman manusia.
Ada musim menabur dan ada musim menuai, ada saatnya mengalami kematian dan ada saatnya kita harus mengalami kebangkitan, itu musim. Kemudian ada juga batas-batas yang ditentukan bagi kita, supaya kita boleh mencari Tuhan, menjamah Tuhan dan menemukan Tuhan.
Ada musim-musim, ada batas-batas yang ditentukan untuk setiap manusia, maka jangan kita serobot milik orang lain.
Jangan sampai ibadah pelayanan -- sebagai milik pusaka yang Tuhan percayakan -- kita samakan dengan segala sesuatu yang menggiurkan di dunia ini.
Maka, setiap orang tidak boleh berpikir, bahwa ibadah dan pelayanan bisa dijadikan sebagai lahan bisnis untuk mencari keuntungan diri sendiri, karena ibadah dan pelayanan adalah milik pusaka yang harus diusahakan.

2 Korintus 10: 12-13
(10:12) Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka! (10:13) Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.

Rasul Paulus tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas kerja yang dipatok Allah, sampai akhirnya meluas kepada sidang jemaat.
Batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah, artinya: Tidak berani menggolongkan diri atau membandingkan diri dengan orang-orang yang memujikan diri mereka sendiri, dengan kata lain; tidak mau bermegah.

-       Bagian kita sebagai hamba Tuhan adalah melayani pekerjaan Tuhan.
-       Bagian Tuhan adalah menentukan batas-batas bagi kita semua.
Jangan kita bekerja melampaui batas yang sudah dipatok. Kalau kita melayani dengan rendah hati, maka pelayanan ini akan meluas sampai kepada sidang jemaat. Jadi, tidak perlu sombong dan tidak perlu bermegah melampaui: batas daerah kerajaan sorga yang dipatok Allah bagi kita.
Bukankah Tuhan sudah membagi-bagikan seluruh wilayah Kanaan, berdasarkan ukuran-ukuran dan batas-batasnya, sesuai dengan 12 (dua belas) suku Israel? Jangan keluar dari batas-batas yang ditentukan oleh Tuhan. Tetaplah rendah hati, sebab ini (ibadah dan pelayanan) adalah pekerjaan Tuhan, supaya pelayanan kita meluas, dan diterima oleh umat Tuhan (sidang jemaat) di manapun berada.
Itulah hamba Tuhan; memandang milik pusaka yang sudah dibagi-bagikan yang diwariskan. Jangan tukar ibadah pelayanan, jangan tukar milik pusaka dengan yang lain, jangan keluar dari situ, supaya pelayanan ini nanti meluas.

Kita harus melayani dengan rendah hati, itu adalah kerinduan saya, sebagai gembala sidang, yang juga merupakan kerinduan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya. Jangan ujung-ujungnya nanti menempatkan diri sebagai seorang yang menentukan batas orang lain, melainkan harus dengar-dengaran.
Kalau kita melayani Tuhan dengan kerendahan hati yang penuh, maka nanti pelayanan ini akan meluas dan dipakai Tuhan dengan luar biasa, itulah korelasi antara hamba Tuhan dengan milik pusaka.
Belajar dengar-dengaran. Ikuti batas-batas yang sudah ditentukan bagi kita, jangan keluar dari batas yang sudah dipatok oleh Tuhan. Tetaorelasi antara hamba Tuhan dengan milik pusaka.bagi hamba-hamba-Nya. jangan  yang p rendah hati dan dengar-dengaran.

2 Korintus 10: 14-15
(10:14) Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu. (10:15) Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.

Rasul Paulus tidak melewati batas daerah kerja, tujuannya; supaya apabila iman dari sidang jemaat makin bertumbuh, maka ia akan mendapat dan menerima penghormatan yang lebih besar dibanding dengan daerah kerja yang dipatok untuk dia.
Tuhan menghormati hamba-hamba Tuhan, jika melayani sesuai dengan batas-batas yang dipatok oleh Tuhan. Penghormatan dari Tuhan kepada hamba Tuhan karena pertumbuhan rohani sidang jemaat yang dilayani, itu jauh lebih berharga dari pada hanya sebatas status dan predikat.

Tuhan Yesus itu baik. Pengertian-Nya luar biasa diberikan kepada kita.
Kalau saya renungkan; betapa pribadi Yusuf ini sungguh luar biasa. Dia hamba bagi Potifar, tetapi Tuhan menyertai Yusuf, seperti Tuhan menyertai umat Israel, milik kepunyaan-Nya (hamba Tuhan).
Setelah tiba di Kanaan, seluruh wilayah tanah Kanaan dibagi-bagi menurut jumlah suku Israel, sebagai milik pusaka. Dan milik pusaka itu harus dipertahankan, tidak boleh beralih kepada suku-suku lain, supaya nanti pelayanan kita diterima. Kalau pelayanan kita diterima dan iman mereka bertumbuh, kita mendapat penghormatan dari Tuhan, dan itu jauh lebih berharga dari sebuah predikat atau status di muka bumi ini.
Untuk apa kita bermegah dan tidak mau tunduk? Tidak ada artinya.

Kesimpulannya: Tuhan dan milik pusaka yang diwariskan kepada kita adalah bagian kita yang tidak boleh beralih, tidak boleh digantikan dan tidak boleh dijual apa pun alasannya.

Syarat-syarat untuk mempertahankan milik pusaka.
YANG KETIGA.
Imamat 25: 23-28
(25:23) "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. (25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25:25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. (25:26) Apabila seseorang tidak mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus miliknya itu, (25:27) maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya. (25:28) Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya."

Kalau ada orang jatuh miskin, lalu akhirnya dia menjual milik pusaka itu, maka tanah yang dijualnya itu menjadi hak orang yang membelinya. Kemudian, apabila ia tidak mampu untuk mengembalikan uang itu untuk mengambil tanah itu, maka tanah itu tetap menjadi milik si pembeli, tetapi ia harus menunggu sampai tahun Yobel, lalu setelah tiba tahun Yobel, tanah itu akan bebas dan kembali kepada dia, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya, sebab milik pusaka tidak boleh beralih ke tangan orang lain. Tahun Yobel adalah tahun pembebasan.

Kisah Para Rasul 13: 19-22
(13:19) Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka (13:20) selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. (13:21) Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. (13:22) Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Yobel pertama ialah Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk membebaskan segala persoalan orang Israel, tetapi Yobel kedua ialah Tuhan mengangkat raja Daud.

Yesus adalah tunas Daud, Raja di atas segala raja yang sudah turun ke bumi untuk membebaskan kita dari dosa. Kita ini manusia berdosa, dan Tuhan sudah membebaskan kita dari belenggu dosa. Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kehidupan kita menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya, itulah Yobel kedua; Yesus Raja di atas segala raja.
Kita miskin, tidak mampu apa-apa, tetapi Tuhan sudah mengadakan pembebasan kepada kita semua, asal kita bertahan di tengah ibadah pelayanan ini. Di dalam ketidakmampuan ini, kita bergantung kepada kemurahan Tuhan saja, nanti Tuhan yang akan membebaskan kita semua. Tunggulah tahun pembebasan itu. Jangan tinggalkan ibadah pelayanan ini, tetapi bertahan terus sampai nanti tiba tahun Yobel. Tuhan baik kepada kita semua.

Yehezkiel 47: 21-23
(47:21) "Tanah inilah kamu harus bagi-bagi di antara kamu menurut suku-suku Israel. (47:22) Dan kamu harus membagi-baginya menjadi milik pusaka di antara kamu dan di antara orang-orang asing yang tinggal di antara kamu, yang melahirkan anak di tengah-tengahmu dan mereka harus kamu anggap sama seperti orang Israel asli; bersama-sama kamu mereka harus mendapat bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel. (47:23) Jadi kalau di tengah-tengah sesuatu suku ada tinggal orang asing, di situlah kamu berikan milik pusakanya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

Pada dasarnya, kita semua adalah bangsa kafir (bukan bangsa Israel), tetapi kalau sampai hari ini kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini -- kebun anggur Allah --, sebagai milik pusaka yang diwariskan Tuhan kepada kita, itu adalah kemurahan Tuhan, itu adalah sesuatu yang luar biasa, kemurahan yang dinyatakan oleh Tuhan bagi kita sekaliannya.

Oleh sebab itu; Jangan ada satu pun di antara kita menganggap enteng ibadah pelayanan ini. Ingat: Semua hanya karena kemurahan Tuhan saja. Ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita bangsa Kafir adalah kemurahan hati Tuhan.
Jadi, jangan saudara merasa terpaksa berada di tengah ibadah pelayanan ini. Dapat menghadap takhta Allah untuk beribadah kepada-Nya, itu adalah kemurahan. Melayani dengan jerih lelah, jerih payah, itu juga karena kemurahan Tuhan. Kita adalah bangsa kafir, bangsa asing, yang berada di tengah-tengah kemurahan Tuhan.

Pendeknya, kembali saya tandaskan: Ibadah dan pelayanan adalah milik pusaka yang telah diwariskan oleh Tuhan, yang harus kita pertahankan, seperti Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden dengan satu tujuan, yaitu untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Kejadian 2: 15-17
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Tuhan Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden dengan satu tujuan, yaitu untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Syaratnya: Harus mengikuti perintah dan larangan Tuhan.

Inilah keberadaan dari pada Yusuf di rumah Potifar, di mana ia menjadi hamba di rumah Potifar, karena Potifar sudah membeli dia dari orang Ismael, saudagar dari Midian, dan Tuhan menyertai Yusuf, seperti Tuhan juga pernah menyertai bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun.
Israel adalah milik kepunyaan Allah, berarti hamba Tuhan. Setelah mereka tiba di tanah Kanaan, seluruh wilayah Kanaan itu dibagi-bagi menurut 12 (dua belas) suku Israel, menjadi milik pusaka yang diwariskan kepada mereka dan tidak boleh beralih kepada suku-suku lain.

Perhatikanlah itu dengan baik. Jangan keluar dari batas-batas yang sudah Tuhan tentukan. Tetaplah melayani dengan rendah hati, supaya pelayanan ini meluas sampai memenangkan banyak jiwa, sebab penghormatan dari Tuhan jauh lebih baik dari pada hanya sebuah status dan predikat di atas muka bumi ini.
Yang sudah berada di tengah ibadah pelayanan, itu adalah kemurahan. Ibadah pelayanan bukanlah suatu keterpaksaan. Jangan jual ibadah pelayanan karena tergiur dengan bayaran yang tinggi dan tawaran yang menarik, hati-hati. Perlu untuk diketahui, kerajaan dunia dan kemegahannya, tidak dapat menggantikan ibadah dan pelayanan sebagai milik pusaka yang telah diwariskan oleh Tuhan untuk kita pertahankan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment