KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, October 12, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 AGUSTUS 2019



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 AGUSTUS 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 164)

Subtema: PENGAJARAN MEMPELAI & PENGAJARAN TABERNAKEL ADALAH UPAH BESAR YANG TANPA BATAS

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita, memenuhi tempat perhimpunan ibadah pemuda remaja malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan, terkhusus pemuda remaja di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati sekaliannya.
Oleh sebab itu, lewat doa kita memohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya bagi kita sekaliannya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari STUDY YUSUF.
Kejadian 41: 50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-       Yang sulung bernama Manasye.
-       Anak kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, kita akan memperhatikan arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yaitu Manasye.
MANASYE, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Tentang: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase.
-       Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: “Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara” (Kejadian 40).
Itulah tiga fase di mana Yusuf mengalami kesukaran-kesukarannya.

Kita masih memperhatikan fase yang kedua.
FASE YANG KEDUA: Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar.
Kejadian 39: 4-5
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.

Perhatikan kalimat: “ia boleh melayani dia”, artinya: Yusuf dipercaya untuk melayani Potifar.
Selanjutnya, rumah dan segala milik Potifar diserahkan kepada kekuasaan Yusuf, dan sejak kuasa itu diberikan kepada Yusuf, Tuhan pun memberkati rumah Potifar.
Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat. Selama tabut perjanjian ada di rumah Obed-Edom, selama itu pun rumah Obed-Edom diberkati dengan limpah ruah, seperti yang tertulis dalam 2 Samuel 6: 12, “tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya”

Pendeknya, berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
-       Di rumah = di dalam.
-       Di ladang = di luar rumah atau pekerjaan di luar rumah.
Sebelumnya, Potifar tidak menduga hal ini, di mana dia diberkati dengan luar biasa oleh Tuhan, baik rumahnya diberkati, baik ladangnya diberkati oleh Tuhan.

Oleh sebab itu, terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 1.
Kejadian 39: 1
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.

Yusuf dibawa ke Mesir oleh orang Ismael, lalu dijual di sana.
Dengan demikian, satu sisi kita melihat: Dari hasil penjualan Yusuf kepada Potifar, orang Ismael mendapat keuntungan yang besar berupa sejumlah uang (upah) yang besar. Namun sangat disayangkan, dengan menjual Yusuf, mereka telah kehilangan kesempatan yang besar, karena keuntungan atau upah yang mereka (orang Ismael) terima sifatnya terbatas. Ketika uang habis, keuntungan atau upah pun habis, namun hatinya tetap kosong, tidak pernah dipuaskan oleh firman Allah, karena kehilangan kesempatan yang besar, itulah pengajaran firman. Berbicara tentang Yusuf, berarti berbicara tentang Firman Pengajaran Mempelai.
Inilah kehidupan orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh, hanya memikirkan keuntungan atau mendapat upah dengan memperjual-belikan Injil.

Banyak orang Kristen mengejar upah, mengejar keuntungan yang besar, sampai rela meninggalkan ibadah, menjauhkan diri dari kesempatan yang besar untuk mendengar firman Tuhan (memperjual-belikan Injil), padahal upah dan keuntungan yang dikejar itu terbatas sifatnya, dan akhirnya ia kehilangan kesempatan dan keuntungan yang besar, itulah firman pengajaran.

Sebetulnya, ada dua upah yang besar yang akan kita peroleh di dalam mengikuti Tuhan.
YANG PERTAMA.
1 Korintus 3: 11-14
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.

Upah atau keuntungan yang dimaksud oleh Firman Allah di sini ialah kalau rumah, yaitu kehidupan rohani kita, dapat menembus api atau kuat ketika diuji oleh api.
Sebaliknya jika rumah atau kehidupan rohani kita tidak tahan uji oleh api, dengan lain kata rumah itu terbakar, akan mengalami kerugian yang besar. Rumah yang mengalami kerugian yang besar, itulah rumah yang dibangun dengan kayu, rumput kering dan jerami.
-       Kayu menunjuk manusia daging.
-       Rumput kering menunjuk hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan.
-       Jerami menunjuk tidak memiliki Tuhan.

Sedangkan rumah atau kehidupan rohani yang dimaksud di sini ialah rumah yang dibangun dengan emas, perak, batu permata.
-       Emas adalah gambaran dari sifat-sifat Ilahi, berarti; murni, tidak dapat dipengaruhi oleh yang tak suci.
-       Perak, berarti; berdiri di atas kebenaran, menunjuk umat ketebusan (kehidupan yang sudah ditebus), yaitu milik kepunyaan Allah sendiri.
-       Batu permata berbicara tentang gereja Tuhan yang akan dipermuliakan.

Wahyu 21: 19-20
(21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, (21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.

Dua belas batu permata adalah dasar dari tembok Yerusalem baru. Yerusalem baru menunjuk kepada mempelai wanita Tuhan, kehidupan yang dipermuliakan (berada dalam kemuliaan).
Kesimpulannya, dua belas batu permata berbicara tentang kemuliaan Tuhan atas gereja Tuhan.

Oleh sebab itu, orang Kristen janganlah melewatkan kesempatan untuk mencari keuntungan rohani, dengan lain kata, jangan menyia-nyiakan pengajaran firman Allah yang berkuasa untuk membawa kehidupan gereja Tuhan sampai kepada kemuliaan.

Keluaran 28: 15, 17, 21
(28:15) Haruslah engkau membuat tutup dada pernyataan keputusan: buatan seorang ahli. Buatannya sama dengan baju efod, demikianlah harus engkau membuatnya, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya haruslah engkau membuatnya. (28:17) Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; (28:21) Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.

Dua belas batu permata tatahan ada pada tutup dada dan pada tiap-tiap permata harus ada diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu, itu menunjuk kepada dua belas rasul hujan akhir.
Tugas dari dua belas rasul hujan akhir adalah memerintah gereja hujan akhir, yakni gereja yang akan terangkat dalam kemuliaan, itulah batu permata yang dapat menembusi api.
Pengajaran firman yang kita terima dalam setiap pertemuan ibadah, terkhusus untuk firman penggembalaan Ibadah Pemuda Remaja yaitu tentang Study Yusuf, itu merupakan kesempatan yang besar, upah yang besar untuk sampai dipermuliakan, dengan lain kata dapat menembusi api.

Orang Ismael, saudagar dari Midian, membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya di sana untuk mencari dan mendapatkan upah atau keuntungan dengan berupa sejumlah uang, namun itu bukanlah upah yang abadi, itu hanyalah keuntungan yang terbatas, karena mereka melepaskan kesempatan, yaitu pengajaran firman, dan akhirnya kehilangan kesempatan untuk diubahkan oleh pengajaran firman Allah.
Jika di dalam pemikiran orang Kristen hanya mencari berkat-berkat saja, maka pada akhirnya ia harus melewati hukuman api neraka, sebab walaupun memperoleh sejumlah uang yang besar dari hasil penjualan, tetapi keuntungan itu sifatnya terbatas; habis uang, habis upah, dengan kata lain terbakar hangus karena tidak dapat menembusi api, namun pengajaran firman kekal sampai selama-lamanya.

Bangunan yang terbuat dari emas, perak dan batu permata adalah bangunan yang dapat menembusi api, itulah upah yang besar, upah yang tanpa batas.
Sedangkan bangunan dari kayu, jerami dan rumput kering akan terbakar hangus, tidak dapat menembusi api, dengan kata lain tidak lepas dari hukuman api neraka, karena mereka kehilangan kesempatan yang besar dengan melepaskan pengajaran firman, sehingga mendapat kerugian yang besar, tidak mendapat upah.

1 Korintus 3: 12-15
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Kedatangan Tuhan akan nampak dengan api, maka setiap bangunan atau pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api.
Bangunan yang terbuat dari kayu, rumput kering dan jerami sudah pasti terbakar, artinya tidak dapat menembusi api. Pengikutan orang Kristen yang hanya sebatas diberkati; akan terbakar oleh api, itulah bangunan yang terbuat dari kayu, rumput kering dan jerami.

Sebetulnya, ada dua upah yang besar yang akan kita peroleh di dalam mengikuti Tuhan.
YANG KEDUA.
Kejadian 39: 4
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.

Kembali kita memperhatikan kalimat: “ia boleh melayani dia”, maksudnya; Yusuf dipercaya untuk melayani Potifar.
Kalau kita dipercaya untuk melayani pekerjaan Tuhan ini adalah upah yang jauh lebih besar dari segala-galanya dan lebih mulia dari upah yang ada di atas muka bumi ini.

1 Korintus 9: 16-18
(9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. (9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. (9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Upah yang lebih besar ialah dipercaya untuk melayani pemberitaan injil tanpa upah = upah tanpa batas.
Sejumlah uang yang kita terima, sekalipun jumlah uang yang besar, nanti itu akan ada batasnya. Habis uang, habis upahnya. Tetapi kalau seseorang dipercaya untuk melayani pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, disebutlah upah tanpa batas, sebab yang kita layani adalah Tuhan yang bertakhta di dalam kerajaan yang kekal, tanpa batas, unlimited.

Ibrani 8: 5-7
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (8:6) Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. (8:7) Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.

Saat ini kita telah menerima Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, dengan demikian ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga = pelayanan dengan upah tanpa batas.
Keuntungan melayani dengan upah tanpa batas, yang menjadi pengantara ialah Imam Besar Agung, tanpa cacat cela atau noda atau kerut atau yang serupa itu, Ia yang benar dijadikan dosa supaya kehidupan kita dibenarkan, Dia rela jadi korban, penuh dengan kasih karunia, kasih karunia tanpa batas.

Dahulu kita tidak mengenal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, tetapi sekarang kita sudah menerima Pengajaran Mempelai, kita sudah menerima Pengajaran Tabernakel, berarti ibadah dan pelayanan kita adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, inilah pelayanan dengan upah tanpa batas.
Oleh sebab itu, janganlah kita menjalankan ibadah dengan cara ibadah yang pertama, yang tidak mengandung janji, itulah ibadah Taurat, ibadah lahiriah, di mana upah yang diterima adalah terbatas, tetapi biarlah kita menjalankan ibadah pelayanan menggunakan pola Tabernakel, sesuai dengan gambaran dan bayangan yang ada di dalam Kerajaan Sorga, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, menerima upah dengan tanpa batas.
Itulah upah yang dimaksud menurut firman Allah, bukan upah menurut manusia atau menurut aturan gerejawi.

Wahyu 22: 3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Ada dua kegiatan di dalam Kerajaan Sorga:
1.     Hamba-hamba Tuhan beribadah.
2.     Hamba-hamba Tuhan memerintah atau melayani sebagai raja sampai selama-lamanya.
Berarti, ibadah dan pelayanan di dalam Kerajaan Sorga = ibadah dan pelayanan dengan upah tanpa batas, sampai selama-lamanya, unlimited.

Tabernakel itu adalah merupakan miniatur dari Kerajaan Sorga, maka kalau kita sudah mengerti Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, yang merupakan bayangan dan gambaran dari apa yang ada di sorga, tetapi dengan sengaja meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena mencari upah atau keuntungan dengan jumlah besar uang di luaran sana, sama dengan bunuh diri.

Dampak positif melayani tanpa batas.
Kejadian 39: 4-8
(39:4) maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. (39:5) Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. (39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

Yusuf dibeli oleh Potifar dan ia telah menjadi berkat yang besar di rumah Potifar. Dengan demikian, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, sasarannya adalah kehidupan nikah dan rumah tangga, bahkan sampai kepada pemerintahan. Mengapa demikian? Sebab Potifar adalah seorang pejabat tinggi, tepatnya seorang kepala pegawai istana Firaun.
Jadi, jikalau Pengajaran Mempelai turut campur di dalam hal mengatur nikah, mengatur rumah tangga, bahkan pemerintahan, maka hikmat sorgawi yang akan mengatur semuanya, sehingga berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar.

Berkat Tuhan ada atas segala milik Potifar, baik yang di rumah, itulah di dalam, maupun yang di ladang, itulah sidang jemaat yang ada di luaran sana, juga diberkati oleh Tuhan.
Kalau Pengajaran Mempelai diijinkan turut campur mengatur kehidupan nikah, turut campur untuk mengatur rumah tangga kita masing-masing, maka:
-       kehidupan nikah di dalam rumah tangga diberkati,
-       dan kehidupan ladang di luar rumah tangga juga diberkati.
Dengan segala kerelaan hati, kita ijinkan Pengajaran Mempelai turut campur mengatur kehidupan nikah kita (hubungan kita dengan Tuhan), turut campur mengatur di dalam rumah tangga kita, maka hikmat sorgawi akan mengatur segala-galanya. Berkat atas rumah tangga, berkat atas kehidupan nikah, berkat atas pemerintahan akan terasa sampai ke luar.

Dalam 1 Korintus 3: 9, Rasul Paulus berkata: “kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Ladang menunjuk kepada pekerjaan Tuhan yang di luar, yakni sidang jemaat (kehidupan) di luar penggembalaan ini.

Mari kita lihat; KEHIDUPAN YANG DI LUAR.
Yohanes 10: 3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Domba-domba dituntun keluar, yaitu domba-domba yang dengar-dengaran. Kalau kita dengar-dengaran, maka gembala akan menuntun kita ke luar, menjadi kesaksian.
Tuhan sudah mempercayakan kepada kita PPT, yaitu Pengajaran Pembangunan Tabernakel sebagai sarana untuk membawa Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel yang kita peroleh dari Tuhan, untuk selanjutnya dibawa keluar.
Siapa yang turut dibawa ke luar? Itulah kehidupan yang dengar-dengaran. Kalau tidak dengar-dengaran, tidak boleh ikut ke luar, sebab tidak menjadi contoh teladan nantinya.

Yohanes 10: 9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Kehidupan yang tergembala menjadi berkat, baik di dalam maupun di luar penggembalaan.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena kasih setia-Nya besar, kekal, untuk selama-lamanya.

Yohanes 10: 16
(10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Yesus adalah Gembala yang baik, Dia bukan hanya menggembalakan yang di dalam, yakni bangsa Israel, tetapi Dia juga menggembalakan yang di luar, yakni bangsa kafir, sehingga nanti Israel bersatu dengan bangsa kafir, itulah berkat di dalam dan berkat di luar.
Inilah beban yang Tuhan taruh di atas pundak kita masing-masing untuk kita saling melengkapi, bergandengan tangan di dalam melayani pekerjaan Tuhan, tidak boleh sibuk dengan urusan sendiri, tidak boleh sibuk dengan kepentingan diri sendiri lagi, melainkan kita harus memikirkan apa yang telah dikerjakan oleh Yesus, Dialah Gembala Agung. Dia juga memikirkan yang ada di luar, supaya bangsa Israel dan kita, sebagai bangsa kafir, menjadi satu kawanan tuntunan dari pada Gembala Agung. Yesus Kristus Gembala Agung.

Betapa bijaksananya pribadi Potifar ini sehingga ia memberikan kuasa kepada Yusuf atas seluruh miliknya, baik yang ada di dalam rumah, maupun yang ada di luar, di ladang, sehingga Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel turut campur mengatur segala sesuatu, baik kehidupan nikah maupun rumah tangga, sehingga hikmat sorgawi turun mengatur segala-galanya.
Berlakulah bijaksana, ijinkanlah Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel mengatur kehidupan kita masing-masing, mengatur kehidupan pemuda remaja sebagai anak, supaya nanti hikmat Tuhan yang mengatur segala sesuatunya, hikmat sorgawi akan turun dalam kehidupan kita, akan turun di di dalam rumah tangga kita masing-masing.

Terima kasih kepada salib di Golgota, terima kasih kepada Gembala Agung, terimakasih kepada Pengantara yang luar biasa, sebab Dia tampil sebagai Imam Besar Agung untuk mengadakan pendamaian dosa di tengah ibadah pelayanan ini. Mengapa? Karena ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sehingga oleh-Nya kita boleh mendapat upah dengan upah yang tidak terbatas.
Siapa yang menyangka sebelumnya, kalau akhirnya kita diberkati lebih dari apa yang kita pikirkan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini, sama halnya dengan Potifar, dia tidak menduga diberkati dengan luar biasa oleh Tuhan, baik rumahnya diberkati, baik ladangnya diberkati oleh Tuhan.

Jangan lagi kita berpikiran pendek (terbatas); hanya karena uang, kita tinggalkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, jangan.
Kesempatan ini gunakan untuk menolong kehidupan kita sampai nanti dibawa kepada kemuliaan yang kekal, Yerusalem baru; semua bangunnya terbuat dari emas, kemudian dasarnya terbuat dari dua belas batu permata, sudah menembusi api, melewati segala ujian rintangan halangan, berarti; tidak ada sungut-sungut di dalam melayani Tuhan, di dalam melayani pekerjaan Tuhan, dan di dalam berkorban, baik tenaga, pikiran, waktu, uang bahkan materi pun sudah dapat menembusi api. Tetapi kalau hari ini kita tidak dapat menembusi api, maka api neraka yang akan menjadi hukumannya, itulah bangunan kayu, rumput kering, dan jerami.


Kita bersyukur kepada Tuhan, sebab Tuhan Yesus baik. Kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment