KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, October 20, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 SEPTEMBER 2019




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 17 SEPTEMBER 2019

KITAB KOLOSE
(Seri: 65)

Subtema: JANGAN SALING MENDUSTAI SUPAYA TIDAK ADA KEMUNAFIKAN.

Shalom.
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi.
Biarlah kiranya Tuhan melawat setiap kehidupan kita lewat pembukaan Firman Tuhan, sebab itu kita memohon dengan segala kerendahan hati, supaya kiranya kita layak menikmati pembukaan firman dari Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3: 9-10
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, (3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Jangan lagi kamu saling mendustai.
Berarti, antara satu dengan yang lain jangan saling mendustai, tetapi marilah kita menampilkan atau menunjukkan hati kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan dan sesama dengan cara berkata jujur, sebab semua perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati.
Jadi, untuk menampilkan hati kita kepada Tuhan dan sesama itu dengan cara berkata jujur.

Pendeknya: Dengan berkata jujur, tidak saling mendustai, menunjukkan bahwa seseorang tidak hidup di dalam kepalsuan.
Kita berbicara kepada orang lain tidak hanya dengan mulut (perkataan), tetapi dengan semua perbuatan, dengan semua tindakan, dengan semua sikap, prilaku, solah tingkah, itu juga disebut dengan tulisan yang terbuka, yang merupakan kesaksian perkataan. Oleh sebab itu, jangan lagi saling mendustai satu dengan yang lain, tetapi mari kita tampilkan hati kita kepada Tuhan, tampilkan hati kita kepada sesama dengan cara berkata jujur.

Mazmur 12: 3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang, berarti; hatinya tidak semanis mulutnya.
Pendeknya: Mulutnya tidak sama dengan hatinya, jelas ini menunjuk kepada; orang yang munafik.

Lukas 12: 1
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Yesus berkata-kata kepada muridnya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.
Berarti, ragi orang Farisi adalah kemunafikan.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG PERTAMA.
Matius 23: 13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Oleh karena kemunafikan dari orang-orang Farisi, pintu-pintu Kerajaan Sorga tertutup bagi orang lain.
Kalau kita sadar akan hal ini: Jangan diulangi untuk hidup di dalam kemunafikan.

Orang-orang Farisi senantiasa merintangi orang-orang yang berusaha untuk masuk Kerajaan Sorga. Mengapa demikian? Sebab mereka menyadari bahwa mereka sendiri tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi Tuhan membuka pintu sorga bagi sidang jemaat di Filadelfia, sebab jemaat di Filadelfia mempunyai dua kelebihan penting yang paling menonjol:
1.     Mereka menuruti Firman Allah.
2.     Tidak menyangkal nama Tuhan.
Sekalipun kekuatan mereka tidak seberapa.

Tetapi orang-orang Farisi senantisa merintangi orang-orang untuk masuk Kerajaan Sorga, karena mereka menyadari diri bahwa mereka sendiri tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Berarti; kemunafikan ini bukanlah dosa biasa, tetapi kemunafikan ini adalah dosa yang bisa menutup pintu sorga bagi orang lain.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEDUA.
Matius 23: 14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]

Oleh karena kemunafikan dari orang-orang Farisi:
1.     Menelan rumah janda-janda.
2.     Mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang.

Kita lihat mengenai; JANDA-JANDA.
Yakobus 1: 26-27
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (1:27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Menganggap dirinya beribadah tetapi tidak mengekang lidah, ia menipu diri sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Tetapi ibadah yang murni, ibadah yang tidak bercacat cela ialah mengunjungi janda-janda dalam kesusahan mereka.

Kalau Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk membawa PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) dalam setiap kunjungan-kunjungan kita, itu artinya kita harus mengerti kesusahan mereka, kesusahan orang lain, supaya Kristus menjadi Kepala, menjadi suami atas mereka.

Yesaya 62: 4
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Kalau Kristus yang menjadi Kepala, maka kita berkenan kepada-Nya, dan disebut juga dengan negeri yang bersuami, senantiasa berada di tengah-tengah keramaian kota.

Maka kita harus bersyukur, kalau Tuhan mempercayakan kita untuk membawa Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) di manapun kita dalam setiap kunjungan-kunjungan, biarlah kita mengerti kesusahan mereka, supaya senantiasa menempatkan Kristus, sebagai Kepala dan suami sehingga menjadi kehidupan yang berkenan, senantiasa berada di dalam keramaian kota.
Janda, sama dengan; sunyi, tidak berada dalam keramaian kota, tidak berkenan kepada Tuhan = tidak bersuami.

Kemunafikan orang-orang Farisi selain menelan rumah janda-janda, mereka juga: MENGELABUI MATA ORANG DENGAN DOA YANG PANJANG-PANJANG.
Matius 6: 5
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Janganlah berdoa seperti orang munafik, sebab mereka mengucapkan doanya:
-       Dengan berdiri dalam rumah ibadat, dengan kata lain; berdoa tetapi dalam penonjolan diri.
-       Berdiri pada tikungan-tikungan jalan raya, tujuannya; supaya mereka dilihat oleh orang lain.
Sebetulnya, tujuan orang munafik berdoa bukan karena mereka terbeban untuk orang lain, melainkan untuk dilihat orang lain atau mencari pujian dan hormat dari orang lain, bukan untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KETIGA.
Matius 23: 15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Orang-orang munafik mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mencari satu orang saja menjadi penganut agama mereka, tetapi akhirnya orang yang bertobat ini menjadi penghuni neraka, karena kejahatannya dua kali lipat dari orang-orang munafik itu sendiri.

Praktek kemunafikan orang-orang Farisi.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Orang-orang Farisi melayani tetapi mereka terikat dengan perkara-perkara lahiriah, antara lain:
1. Terikat dengan emas di Bait Suci, berarti; mengabaikan kesucian, tidak terikat dengan kesucian.
2. Terikat dengan persembahan di atas mezbah, berarti; tidak terikat dengan mezbah, tidak terikat dengan ibadah pelayanan, sama dengan; mengecilkan ibadah dan pelayanan.

Pelayanan yang demikian menunjukkan bahwa mereka itu adalah:
1.     Orang-orang buta.
2.     Orang-orang bodoh.

Perlu untuk diketahui:
-       Orang buta menuntun orang buta, maka kedua-duanya akan jatuh ke jurang yang sama.
Sebab itu, seorang hamba Tuhan harus menjadi Kaki Dian Emas, menjadi pelita untuk menuntun sidang jemaat, tetapi orang buta menuntun orang buta jatuh ke dalam jurang maut yang sama.
-       Orang bodoh memimpin orang bodoh, maka tidak dapat memberi jalan keluar dari setiap masalah.

Tetapi kita patut bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, yang telah melayakkan kita, memperkenankan kita untuk menikmati pembukaan rahasia firman, sehingga ketika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, kita bisa melihat Kerajaan Sorga terbuka dan kita melihat keindahan, suasana sorgawi, melihat segala sesuatu yang ada di dalamnya, tinggal tunggu waktu; apakah kita terus bertahan sampai dengan kesudahannya, bertahan dengan waktu yang tersisa ini, atau tidak?
Kita juga patut bersyukur oleh karena pembukaan rahasia firman Tuhan, kita memperoleh hikmat dan pengertian dari sorga, sehingga kita tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat. Bahkan lebih dari itu, kita tahu membedakan ibadah pelayanan yang benar dan berkenan dengan ibadah pelayanan yang tidak berkenan di hati Tuhan. Yang pasti, pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEEMPAT.
Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Membawa persembahan persepuluhan tetapi orang-orang Farisi mengabaikan apa yang terpenting dalam hukum Taurat, yaitu:
1. Keadilan.
2. Belas kasihan.
3. Kesetiaan.
Kalau kita melakukan firman satu sisi, yakni mengembalikan milik Tuhan (persembahan persepuluhan), kita juga harus memperhatikan “keadilan, belas kasihan dan kesetiaan.”
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Perhatikan tiga perkara ini.
-       Keadilan. Berarti harus adil di hadapan Tuhan, misalnya; di dalam mengikuti Tuhan, kita menggunakan waktu dengan baik. Kalau waktu kita lebih banyak untuk kepentingan daging, itu tidak adil.
-       Belas kasihan. Sudah diberi umur panjang, diberi kesehatan, diberi kesempatan untuk beribadah, diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan Tuhan, diberi kemauan, juga mendapat upah dari pekerjaan sesuai dengan belas kasihan Tuhan, maka biarlah kita senantiasa hidup di dalam belas kasihan itu terhadap orang lain.
-       Kesetiaan. Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Kesetiaan seseorang menunjukkan bahwa ia seorang yang bertanggung jawab.

Persamaannya.
Matius 23: 24
(23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.

Nyamuk ditapiskan dari dalam minuman, tetapi unta yang di dalamnya ditelan.
Artinya; dosa kecil dibersihkan, tetapi dosa besar, dosa yang banyak itu dibiarkan di dalam (bertahan dengan dosa besar).
Jangan sampai kita membersihkan diri dari dosa kecil, tetapi mengabaikan dosa besar, dengan kata lain bertahan dengan dosa besar.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KELIMA.
Matius 23: 25
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Cawan dan pinggan dibersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan, sama dengan; menikmati rampasan dan kerakusan.
-       Rampasan, sama dengan; mengambil yang bukan miliknya.
-       Kerakusan, sama dengan; tidak puas dengan yang ada, tidak merasa cukup dengan yang ada.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KEENAM.
Matius 23: 27-28
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (23:28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Kemunafikan orang Farisi sama seperti kuburan; di luarnya dilabur atau dicat putih bersih, tetapi di dalamnya penuh dengan tulang-tulang busuk, penuh dengan kotoran.
Artinya; di sebelah luarnya tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalamnya penuh dengan kemunafikan atau hatinya bercabang pada yang jahat.

Ada 7(tujuh) kemunafikan orang-orang Farisi dalam injil Matius 23: 13-30.
KEMUNAFIKAN YANG KETUJUH.
Matius 23: 29
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh

Orang-orang Farisi membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.

Matius 23: 30-31
(23:30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (23:31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

Mereka berkata:  Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu”, tetapi dengan membangun makam dan memperindah tugu-tugu, tanpa sadar sebetulnya mereka telah bersaksi bahwa mereka adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

Di atas tadi saya sudah tandaskan: Kesaksian itu bukan hanya dari mulut (perkataan), tetapi juga dari tindakan dan perbuatan.

Memperindah tugu, menunjukkan bahwa; mereka hidup di dalam penyembahan berhala.
1 Samuel 15: 22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Kedegilan itu sama dengan penyembahan berhala, sekalipun tidak mendirikan terafim, sekalipun tidak mendirikan tugu.
Jadi, sekalipun mereka berkata: “Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu”, tetapi dengan memperindah tugu, menunjukkan bahwa; mereka hidup dalam penyembahan berhala, menduakan hati Tuhan, hati bercabang. Mulutnya berkata manis, tetapi hatinya bercabang.

Kemudian, membangun makam, menunjuk; orang yang senantiasa menjamah apa yang najis, sama dengan hanya mengerjakan apa yang najis. Makam, sama dengan; kuburan bagi orang yang sudah mati.
Yang benar adalah orang mati harus mengubur orang mati, tidak ada sangkut paut orang mati dengan orang hidup. Jadi, jangan kita sibuk dengan perbuatan orang yang mati.
Yang diukur oleh buluh pengukur adalah Bait Allah. Mengapa? Karena di dalamnya ada Roh Allah, sehingga oleh Roh Allah tersebut, kita boleh bekerja, melayani Tuhan di tengah-tengah ibadah itu sendiri, ada aksi (kegiatan) dan ada akselerasi (percepatan, cekatan dalam melayani Tuhan), sebab itu; biarlah orang mati mengubur orang mati.

Kita sudah menerima dan melihat pemaparan dengan tujuh kemunafikan dari orang Farisi.
Kemunafikan terjadi karena mulut tidak sesuai dengan hatinya; mulut berkata manis, tetapi hatinya bercabang, seperti itulah orang-orang Farisi di dalam pelayanan mereka. Sebab itu; jangan lagi saling mendustai satu dengan yang lain, baik itu perkataan, baik itu tindakan perbuatan, solah tingkah, gerak-gerik sekecil apapun.
Kita sudah lihat dampaknya begitu fatal sekali;
-       yang pertama saja: Menghambat orang masuk sorga. Kalau masih ada kemunafikan, berarti menghambat orang lain masuk sorga. Kalau sebagai gembala, saya dan isteri saya, munafik, berarti; menghambat sidang jemaat masuk sorga.
Jangan munafik lagi, tetapi tampilkan hati ini dengan berkata jujur, sebab semua perkataan itu berasal dari dalam hati. Jangan lagi saling mendustai. Kalau kita melihat kelemahan orang lain, doakan, jangan manfaatkan kelemahan orang lain, sebab kemunafikan itu menghambat orang lain masuk sorga.
-       Kemunafikan yang terakhir juga fatal sekali: Berkata tidak membunuh para nabi-nabi jika hidup pada zaman nenek moyang, tetapi dengan membangun makam nabi dan memperindah tugu nabi, itu sudah menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan pembunuh. Membenci sesama setara dengan dosa membunuh...1 Yohanes 3:15.

Kita sedikit harus malu dengan dosa masa lalu. Jangan bertahan. Hormati nikah suci, tetap pertahankan hubungan intim dengan Tuhan, supaya tidak terputus dan supaya tidak terjadi banyak penyangkalan yang merugikan banyak hal. Ketika sudah terjadi banyak penyangkalan, hilanglah damai sejahtera.
Kalau saya masih bisa berdiri untuk menyampaikan Firman Tuhan, itu adalah kemurahan. Jangan sampai karena penyangkalan ini, kita tidak mendapatkan Firman Tuhan.

Matius 5: 34-36
(5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

Jangan kita bersumpah di hadapan Allah dan sesama demi apapun juga. Jika ya, katakan: ya, jika tidak, katakan: tidak, dengan kata lain; ya di atas ya, tidak di atas tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat, itulah Iblis atau Setan.

Yohanes 8: 44
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Kalau seseorang berdusta, dia adalah anak Iblis atau Setan, sebab iblis / setan adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Jalan keluarnya.
Lukas 12: 1
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya.
Di antara ribuan kerumunan orang, perhatian Yesus pertama-tama tertuju kepada 12 (dua belas) murid.

Matius 13: 9-11
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.

Tanda perhatian Tuhan kepada 12 (dua belas) murid adalah kepada mereka diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada kerumunan orang banyak tidak. Itulah tanda perhatian Tuhan.

Maka kita terus berdoa, yang pertama adalah supaya Tuhan senantiasa membukakan rahasia firman. Kalau rahasia firman terbuka, maka pintu-pintu yang tertutup akan terbuka, termasuk rahasia Kerajaan Sorga akan terbuka, dan kita akan melihat segala kekayaan-kekayaan sorgawi, dan kita akan melihat segala keindahan-keindahan yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Tinggal tunggu waktu; apakah kita bertahan, setia, adil dan hidup dalam belas kasihan? Tuhan sudah memperlihatkan suasana Sorga, keadaan sorga, tinggal kita setia atau tidak, bertahan dengan waktu yang tersisa ini atau tidak?

Itulah perhatian Tuhan kepada 12 (dua belas) murid, yaitu kepada mereka dibukakan rahasia firman, tetapi kepada kerumunan dengan jumlah ribuan orang hanya bentuk perumpamaan.
Berarti, kalau saya ambil kesimpulannya: Kita ini adalah kehidupan murid-murid yang sangat diperhatikan oleh Tuhan. Hari-hari ini kita semakin merasakan betapa indahnya suasana sorga oleh karena perhatian Tuhan yang luar biasa. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment